Ilustrasi orang mendengarkan musik pakai headphone (Freepik/Benzoix)
INDOZONE.ID - Penurunan pendengaran saat ini tidak hanya dialami bagi mereka yang lanjut usia. Rupanya, anak muda memiliki risiko paling tinggi mengalami penurunan pendengaran.
Menurut informasi yang dikutip dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), memperkirakan bahwa jumlah remaja dan dewasa muda secara global, yang berisiko kehilangan pendengaran berkisar antara 0,67-1,35 miliar orang.
Sementara itu, Dokter Spesialias THT, dr. Tri Hedianto, Sp. THT-KL, membenarkan, saat ini banyak pasiennya yang masih muda sudah mengalami penurunan pendengaran.
“Saat ini, gangguan penurunan pendengaran tidak hanya terjadi pada lanjut usia aja. Usia-usia muda udah banyak yang penurunan pendengaran juga,” ucap dr. Tri, dalam video yang diunggah ke akun Instagram miliknya, dikutip Indozone pada Kamis (31/8/2023).
Baca Juga: Awas! Telinga Terlalu Bersih Bisa Bikin Jamuran Lho
Tri menjelaskan, ada dua faktor yang menyebabkan seseorang bisa mengalami gangguan atau penurunan pendengaran. Pertama gangguan konduksi dan kedua gangguan fungsi saraf.
“Memang sih, penurunan pendengaran itu kan ada dua. Karena gangguan konduksi atau hantaran, yang kedua karena gangguan fungsi saraf,” katanya.
Dokter Tri pun memfokuskan untuk membahas masalah pendengaran akibat gangguan fungsi saraf. Ia bilang, salah satu penyebab penurunan pendengaran yang banyak terjadi saat ini karena, terlalu sering menggunakan headset.
“Sekarang sering kali kan ada pasien atau anak-anak muda suka pakai headset dalam waktu yang lama, bahkan sampai ketiduran,” tuturnya.
Dokter Spesialias THT, dr. Tri Hedianto, Sp. THT-KL.
Hal itu kata dr. Tri, bisa melukai bagian organ yang ada di dalam telinga, yakni koklea atau rumah siput. Sehingga, fungsi telinga sebagai indra pendengaran akan menjadi menurun, meski baru menginjak usia muda.
“Nah itu, kalau memang dalam waktu lama, dan volumenya juga terlampau keras, itu akan mencederai organ yang kita sebut dengan koklea atau rumah siput. Dan kalau itu cedera, kemungkinan besar untuk recovery-nya justru lebih sulit,” ucapnya.
Baca Juga: Waspada! Tahan Bersin Bisa Picu Gendang Telinga hingga Pembuluh Darah Pecah
Meski begitu, dr. Tri memberikan saran agar tetap bisa menggunakan headset tapi tidak membuat penurunan pendengaran.
“Jadi untuk teman-teman yang suka pakai headset, bukannya gak boleh, tapi dibatasin 60 menit aja dan volumenya maksimal 60 persen. Hal itu agar tidak mengalami penurunan pendengaran di usia yang dini,” imbuhnya.
Baca Juga: Ramai Disinggung Kiky Saputri, Apa Bedanya Stroke Telinga vs Sakit Telinga Biasa?
Pencegahan Gangguan atau Penurunan Pendengaran
Dikutip dari Mayo Clinic, ada beberapa pencegahan yang bisa kamu lakukan, untuk mengurangi risiko gangguan pendengaran:
- Melindungi telinga dari suara keras. Salah satunya dengan menggunakan penutup telinga seperti earmuff, earplug, atau headphone;
- Tidak mendengarkan musik dengan volume suara yang kencang, tertutama saat menggunakan headphone atau headset;
- Mengeringkan telinga usai mandi atau berenang, dengan handuk yang lembut;
Ilustrasi telinga berdenging (Pixabay/mirkosajkov)
- Tidak memasukkan jari, cotton bud, tisu atau benda apapun ke dalam telinga;
- Konsultasikan ke dokter terkait efek samping pada pendengaran, apabila kamu sedang menjalani pengobatan tertentu;
- Mengikuti tes pendengaran setiap tahun jika memungkinkan, atau setiap 10 tahun sekali jika kamu berusia di bawah 50 tahun;
- Mengikuti setiap anjuran dokter saat diberikan penanganan jika terkena infeksi telinga.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Berbagai Sumber