INDOZONE.ID - Pejuang timbangan alis tim diet pasti gak asing lagi dengan istilah defisit kalori dan intermittent fasting. Yaps, dua cara ini disebut-sebut ampuh untuk menurunkan berat badan.
Tapi, sebenarnya mana sih yang lebih cepat dan efektif menurunkan berat badan, defisit kalori atau intermittent fasting?
Stevanus Halim selaku founder Fatkilla mencoba memberi pencerahan soal defisit kalori dan intermittent fasting untuk tim diet.
Dalam workshop yang digelar oleh INDOZONE x Fatkilla, Stevan mengatakan bahwa intermittent fasting dapat menjadi opsi yang baik bagi kalian yang ingin menurunkan berat badan.
"Sedikit saya tanamin mindset bahwa kita butuh waktu untuk penurunan (berat badan). Tapi kalau ditanya mana yang lebih efektif dan cepat, saya berani bilang intermitten fasting jadi salah satu opsi yang baik," ujar Stevanus dalam workshop yang digelar di kantor Indozone, Selasa (31/10/2023).
Workshop INDOZONE x Fatkilla bahas diet
Baca Juga: 7 Tips Defisit Kalori untuk Pemula Menurunkan Berat Badan
Namun, Stevanus mengingatkan, demi mencapai tujuan yaitu menurunkan berat badan, saat berbuka harus tetap mengontrol jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi.
Banyaknya jenis makanan beserta dengan kalori yang mendampinginya, bisa membuat proses penurunan berat badan berjalan lamban.
"Karena kita puasa, pas kita makan ingat-ingat jangan kalap. Kalau kita gak kalap pasti turun," bebernya.
Dia menambahkan, lambatnya penurunan berat badan saat menjalani intermittent fasting juga bisa disebabkan oleh kurangnya berolahraga.
"Tapi ada satu titik, ini lebih advance, kita udah jalanin satu bulan gak turun-turun lagi, kenapa? Karena kita gak olahraga, karena kita stres-in kerjaan, akhirnya susah tidur," tambahnya.
Penyerahan piagam penghargaan dari INDOZONE ke Fatkilla
Baca Juga: Mengenal Intermittent Fasting, Diet ala Ade Rai yang Bisa Cegah Berbagai Penyakit
Selain faktor olahraga, faktor stres hingga menyebabkan keinginan untuk konsumsi makanan tertentu menjadi faktor lainnya yang bisa menyebabkan penurunan berat badan berjalan lambat.
"Malam-malam masih scroll Instagram sampai jam 4, ya gak turun. Stress hormon meningkat, gak akan kamu turun berat badan, karena dia pasti bakal menjaga tubuhnya," ungkap Stevan.
"Kortisol itu kan stres hormon, meningkat nih gak akan turunin berat badan, karena dia mau survival bawaannya mau yang manis, gorengan, sesuai lidah," lanjutnya.
So guys, bagi kalian yang mau diet, bisa cobain metode intermittent fasting. Biar caranya gak salah dan dapat hasil memuaskan, ada baiknya kalian perbanyak informasi dan tanya ahlinya ya!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: