INDOZONE.ID - Hyalosis asteroidea adalah kondisi mata yang cukup umum, di mana partikel-partikel kecil yang terdiri dari kalsium dan lipid (lemak) terakumulasi di dalam humor vitreous mata.
Kondisi ini umumnya tidak menyebabkan gejala yang mencolok dan biasanya ditemukan secara tidak sengaja selama pemeriksaan mata rutin. Meski umumnya tidak berbahaya, kondisi ini dapat mempengaruhi penglihatan pada beberapa kasus.
Hyalosis asteroidea adalah kondisi degeneratif yang ditandai oleh adanya partikel kecil seperti asteroid yang menggantung di dalam vitreous humor, yaitu cairan gel bening yang terletak di antara retina dan lensa mata. Partikel-partikel ini berwarna putih kekuningan dan memantulkan cahaya, sehingga terlihat seperti bintang-bintang kecil saat dilihat melalui oftalmoskop.
Istilah "asteroid" digunakan karena partikel-partikel ini menyerupai bintang atau asteroid kecil dalam mata. Biasanya, partikel-partikel ini tidak terlihat dengan mata telanjang dan hanya dapat dilihat oleh dokter mata selama pemeriksaan.
Baca Juga: Sering Sakit Kepala di Belakang Mata, Ternyata Ini Penyebabnya
Penyebab pasti hyalosis asteroidea belum diketahui. Meski demikian, beberapa faktor risiko diketahui dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi ini.
Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko seseorang mengalami hyalosis asteroidea.
Hyalosis asteroidea lebih umum terjadi pada orang yang berusia di atas 60 tahun. Seiring bertambahnya usia, risiko akumulasi partikel kalsium dan lipid dalam humor vitreous meningkat. Hal ini mungkin terkait dengan perubahan degeneratif yang terjadi dalam struktur mata seiring penuaan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih sering mengalami kondisi ini dibandingkan pria. Meskipun alasannya belum sepenuhnya dipahami, perbedaan hormonal antara pria dan wanita dapat berperan dalam proses ini.
Ada hubungan antara hyalosis asteroidea dengan beberapa kondisi medis berikut:
Meski jarang, beberapa prosedur mata, seperti operasi katarak, dapat meningkatkan risiko berkembangnya hyalosis asteroidea. Misalnya, ada laporan tentang kasus hyalosis asteroidea yang terjadi setelah operasi katarak pada seorang pria berusia 81 tahun. Namun, ini bukan efek samping umum dari operasi katarak.
Kondisi metabolik seperti hiperlipidemia (kadar lemak darah tinggi) juga dikaitkan dengan hyalosis asteroidea. Kondisi ini dapat meningkatkan kemungkinan akumulasi lipid dalam vitreous humor.
Meskipun belum ada bukti kuat yang menunjukkan hubungan genetik langsung, predisposisi genetik mungkin memainkan peran dalam perkembangan hyalosis asteroidea. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sejauh mana faktor genetik berkontribusi terhadap kondisi ini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: My.clevelandclinic.org