Sekitar seperempat populasi dunia memiliki TBC laten. TBC laten tidak menular, tetapi bisa menjadi penyakit aktif dari waktu ke waktu.
TBC aktif dapat membuatmu mengalaminya dan menularkannya kepada orang lain.
Diagnosis dan Pengobatan Tuberkulosis (freepik.com)
TBC biasanya didiagnosis melalui tes kulit tuberkulin (TST) atau tes darah interferon-gamma release assays (IGRAs). Tes ini mengukur respons sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri TBC.
Selain itu, pemeriksaan radiologi seperti rontgen dada dan tes dahak juga digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis TBC aktif.
Pengobatan TBC melibatkan rangkaian obat yang panjang, biasanya selama 6-9 bulan, termasuk antibiotik seperti isoniazid, rifampicin, pyrazinamide, dan ethambutol.
Baca Juga: Kemenkes Bakal Karantina Pasien TBC, Panduan Teknis Masih Disusun
Kedisiplinan terhadap pengobatan sangat penting untuk mencegah resistensi atau kebal obat dan memastikan pemulihan penuh pada pasien tuberkulosis.
Pencegahan Tuberkulosis (freepik.com)
Dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, TBC dapat disembuhkan dan dicegah.
Vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) dapat memberikan perlindungan di daerah dengan penderita TBC tinggi. Langkah-langkah pencegahan lainnya meliputi:
- Menghindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi TBC aktif
- Meningkatkan ventilasi di tempat-tempat tertutup
- Menggunakan masker jika berada di sekitar orang yang terinfeksi
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit menular yang berbahaya, tetapi dengan pengetahuan yang tepat tentang gejala, faktor risiko, penyebab, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan, penyakit ini dapat dikendalikan dan diobati.
Perlu adanya peningkatan kesadaran dan mengambil tindakan pencegahan untuk mengurangi penyebaran TBC dan melindungi kesehatan masyarakat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline.com