Meskipun memiliki banyak pasangan seksual dapat meningkatkan risiko paparan HPV, ini bukan satu-satunya penentu risiko kanker serviks. Skrining rutin dan praktik aman, bersama dengan vaksinasi, memainkan peran penting dalam pencegahan.
Tes PAP terutama berfokus pada mendeteksi sel-sel abnormal di serviks yang dapat menyebabkan kanker. Tes PAP tidak dirancang untuk skrining IMS secara menyeluruh.
Tes tambahan dapat dipesan untuk mendeteksi IMS yang paling umum. Jika anda merasa merasa telah terpapar, penting untuk mendiskusikan pilihan tes dengan dokter.
Tes PAP secara rutin masih direkomendasikan jika anda sedang atau telah mengalami menopause. Risiko kanker serviks tetap ada seiring bertambahnya usia.
Dokter akan membimbing anda tentang frekuensi skrining yang sesuai berdasarkan faktor kesehatan individu dan kapan anda bisa berhenti skrining.
Baca Juga: Dear Orangtua, Dinkes Sebut Vaksin HPV Penting untuk Anak Perempuan demi Cegah Kanker Serviks
Ilustrasi mitos kanker serviks yang mudah dikenali. (freepik.com)
Tahap awal kanker serviks mungkin tidak menunjukkan gejala yang terlihat, itulah sebabnya skrining rutin sangat penting.
Jika kanker serviks telah berkembang, akan menyebabkan gejala seperti perdarahan vagina setelah berhubungan seksual, nyeri panggul atau nyeri saat berhubungan seksual, atau keputihan yang berbau tidak sedap atau mengandung darah.
Demikian beberapa penjelasan mengenai 8 mitos dan fakta kanker serviks yang didukung oleh ahli yang perlu anda ketahui. Untuk pencegahan, vaksin HPV dan tes PAP adalah bagian penting dalam melindungi diri dari kanker serviks.
Dengan pengetahuan, kesadaran, dan pemeriksaan rutin, anda dapat melindungi diri dari kanker serviks.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Axiawh.com