Ilustrasi anak pengidap polio di Sierra Leone. (Dok. WHO)
INDOZONE.ID - Polio adalah salah satu penyakit menular yang hingga kini masih harus diwaspadai penyebarannya. Polio adalah penyakit menular yang tidak dapat disembuhkan.
Dikutip dari penelitian Sofiyati (2022), ketika virus polio memasuki tubuh, maka ia akan menyerang seluruh tubuh (termasuk otot dan saraf) dan dapat menyebabkan kelemahan otot permanen serta kelumpuhan pada salah satu tungkai.
Menurut WHO, satu dari 200 infeksi polio menyebabkan kelumpuhan permanen. Di antara penderita yang 5-10 persen meninggal saat otot pernafasan tidak dapat digerakkan.
Baca Juga: Indonesia Masuk Wilayah KLB Polio, Pemkot Yogyakarta Gencarkan Vaksin Pada Anak
Polio dapat menyerang siapa saja, namun banyak menyerang anak-anak pada usia dibawah 5 tahun. WHO mengatakan, jika masih ada satu anak di dunia ini yang terinfeksi polio, maka anak-anak di seluruh dunia berisiko tertular polio.
Walaupun kasus polio turun hampir 100 persen sejak tahun 1988, begitu juga jumlah negara endemic yang juga menurun, namun kegagalan memberantas polio dapat kembali memunculkan penyakit ini di seluruh negara.
Penularan virus polio dapat terjadi melalui fekal-oral, atau pada kasus yang jarang, dapat menular melalui jalur media umum, seperi air atau makanan yang terkontaminasi.
Kemudian, penyakit ini berkembang biak di usus. Gejala polio dapat dibedakan berdasarkan jenisnya.
Dilansir dari SiloamHospitals, gejala polio terbagi menjadi polio non-paralisis dan polio paralisis:
Polio jenis ini cenderung ringan dan tidak mengakibatkan kelumpuhan. Gejala akan terjadi dalam waktu 7-10 hari, dan akan hilang dengan sendirinya setelahnya. Gejala dari polio ini antara lain:
Polio jenis ini adalah polio yang menyebabkan kelumpuhan. Biasanya gejala dari polio paralisis sama dengan non-paralisis pada minggu pertama setelah terinfeksi, hanya saja setelah satu minggu, baru gejala dari polio paralisis ini muncul, antara lain:
Hingga saat ini, polio adalah salah satu penyakit yang belum ditemukan obatnya. Pengobatan yang dilakukan hanyalah untuk meringankan gejala yang dirasa dan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Maka dari itu, pencegahan polio-lah yang harus sangat digemborkan kepada masyarakat, yaitu melakukan vaksinasi polio pada anak-anak.
Vaksinasi polio bertujuan agar tubuh mengenali virus polio, sehingga dapat melawan virus tersebut. Vaksin polio terdiri dari 2 jenis, tetes dan suntik.
Baca Juga: 1 Anak di Kabupaten Asmat Terdeteksi Polio, Kemenkes Instruksikan Pin Polio Serentak!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: WHO