Oleh karena itu, mencegah pneumonia sejak dini menjadi langkah penting agar sesak napas tidak terjadi.
Jika sesak napas sudah muncul akibat pneumonia, perawatan medis di rumah sakit sangat diperlukan.
Jika sesak napas disebabkan oleh stres, langkah pertama adalah menenangkan diri dan mencari udara segar.
Penelitian mengenai tindakan darurat, seperti yang diterapkan di negara tertentu, dapat membantu menangani situasi ini.
Mengetahui penyebab sesak napas, termasuk potensi gangguan jantung, juga merupakan langkah penting dalam penanganan.
"Nah, syaratnya apa? Supaya tidak terjadi sesak napas? Berarti kalau mau ngomong soal sesak napas pneumonia jangan sampai ada pneumonia dulu, kalau ada sesak napas berarti dia sudah harus masuk rumah sakit, jadi tidak bisa ditangani di rumah," kata dr. Sukamto.
Kemudian, kalau sesak napasnya yang lain, tentu saja yang paling penting adalah mengetahui penyebab sesak napasnya dahulu.
"Kalau dalam riwayat perjalannya, dia kalau stres itu sesak napas, kemudian agak ada kejang-kejangnya itu adalah suatu reaksi stres yang berlebihan ya, nah itu berarti yang pertama tentu saja adalah ditenangkan, dibawa ke tempat udara yang bebas, ya," tambahnya.
Melakukan olahraga secara teratur menjadi cara yang efektif untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah penyakit seperti pneumonia.
Namun, jenis olahraga perlu disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan.
Olahraga ringan seperti berenang sangat disarankan untuk lansia guna menghindari risiko cedera.
Selain itu, pengelolaan stres juga sangat penting, karena stres yang berlebihan dapat menurunkan imunitas tubuh dan memicu berbagai penyakit.
"Kalau rekomendasi olahraga yang bisa membuat kita sehat, tentu saja tadi seperti yang sudah saya sampaikan, supaya tubuh kita sehat, hal utama tentu saja kerjakan hal-hal yang membuat sistem ketahanan tubuh kita itu akan bertahan dengan baik atau meningkat, yang pertama sebetulnya kalau di lingkungan kita ini karena stres ya, jadi management stres," kata dr. Sukamto.
Stres adalah salah satu masalah yang tidak bisa lepas dari tubuh kita, karena setiap orang pasti pernah mengalami fase jenuh dan stres dengan kehidupan yang mereka jalani.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan