Hal ini memicu rasa sakit, pendengaran teredam, dan sensasi telinga tersumbat.
Ilustrasi hidung tersumbat. (freepik.com)
Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko mengalami airplane ear, di antaranya:
Pilek, alergi, atau infeksi sinus, dapat menyebabkan pembengkakan pada saluran Eustachius, sehingga menghambat aliran udara.
Terbang dengan infeksi telinga dapat memperburuk gejala, bahkan berisiko menyebabkan pecahnya gendang telinga.
Baca Juga: Benarkah Ibu Hamil Naik Pesawat Berbahaya? Ini Penjelasannya!
Anak-anak dan orang dengan saluran Eustachius yang lebih sempit, cenderung lebih mudah mengalami masalah ini.
Ilustrasi mengunyah permen. (freepik.com)
Jika telinga terasa sakit atau tersumbat saat terbang, kamu dapat mencoba beberapa cara berikut:
Gerakan ini membantu membuka saluran Eustachius dan menyeimbangkan tekanan udara.
Tutup mulut, jepit hidung, lalu hembuskan napas perlahan untuk membuka saluran telinga.
Cara ini juga dapat membantu mengurangi tekanan di telinga.
Gejala biasanya akan hilang begitu tekanan udara kembali seimbang. Namun, jika rasa sakit berlanjut hingga berminggu-minggu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter THT.
Jika kamu sering mengalami airplane ear, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah pemasangan pressure equalisation tubes (tabung kecil di gendang telinga) diperlukan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com