INDOZONE.ID - Pijat leher sering dianggap sebagai cara efektif untuk meredakan ketegangan dan rasa kaku. Namun, sebuah kasus tragis terjadi di Thailand.
Dikabarkan bahwa penyanyi lagu tradisional Thailand, Chayada Prao Hom, meninggal dunia akibat dugaan cedera dari pijat leher, dari praktik tersebut.
Lantas, mengapa pijat leher berisiko, apa yang perlu diwaspadai, dan langkah-langkah apa untuk mencegah cedera? Berikut ulasan singkatnya!
Ilustrasi pijat leher. (freepik.com)
Leher adalah bagian tubuh yang sangat sensitif karena menghubungkan otak dengan seluruh tubuh. Menurut Dr. Ang Kian Chuan, seorang ahli bedah ortopedi dari OrthoSports Orthopaedic Surgery and Sports Medicine, banyak pembuluh darah dan saraf utama melewati area ini.
Jika leher digerakkan secara kasar, hal ini dapat menyebabkan:
Gerakan berlebihan dapat memengaruhi pleksus brakialis, menyebabkan mati rasa atau kelumpuhan.
Baca Juga: Hati-Hati! Salah Bantal Bisa Jadi Pemicu Nyeri Leher hingga Penyakit Jantung
Pada individu dengan atherosclerosis, pijatan kuat bisa melepaskan plak di pembuluh darah yang kemudian menyumbat aliran darah ke otak.
Dr. Nieh Chih Chiang dari Alpaca Health menambahkan, tekanan berlebihan pada leher bisa sangat berbahaya, terutama pada pasien dengan kondisi kesehatan tertentu.
Ilustrasi pijat leher oleh profesional. (freepik.com)
Meskipun terapis dilakukan oleh orang profesional, Dr. Jonathan Tan dari University Spine Centre mengingatkan, area seperti leher membutuhkan kehati-hatian ekstra.
Individu dengan kondisi seperti osteoporosis atau yang mengonsumsi obat steroid dalam jangka panjang, memiliki risiko cedera lebih tinggi. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter sebelum pijatan adalah langkah yang bijaksana.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cnalifestyle.channelnewsasia.com