Ilustrasi memutar leher. (freepik.com)
Memutar atau 'mematahkan' leher untuk meredakan rasa kaku adalah kebiasaan umum. Namun, menurut artikel Healthline, kebiasaan ini dapat mencubit saraf, meregangkan ligamen, dan meningkatkan risiko osteoarthritis.
Manfaat yang dirasakan biasanya hanya sementara, dan dapat menimbulkan masalah jangka panjang jika dilakukan secara berlebihan.
Dr. Tan menjelaskan, usia adalah faktor risiko penting. Pada lansia, kondisi seperti osteoporosis dan kerapuhan pembuluh darah, lebih sering terjadi. Sehingga, hal itu meningkatkan kemungkinan cedera saat pijatan dilakukan.
Beberapa gejala yang harus diwaspadai saat atau setelah pijat leher, meliputi:
- Mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki.
- Lemah otot.
- Perubahan penglihatan atau rasa mual.
Jika gejala ini muncul, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Ilustrasi pijat pada area leher. (freepik.com)
Jangan izinkan terapis melakukan gerakan mendadak pada leher.
Pastikan terapis memiliki sertifikasi dan memahami teknik yang aman.
Bicarakan dengan dokter terlebih dahulu jika kamu memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Sampaikan kepada terapis bahwa kamu hanya menginginkan pijatan lembut tanpa gerakan berlebihan.
Ilustrasi cedera pada leher. (freepik.com)
Penanganan cedera bergantung pada tingkat keparahannya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cnalifestyle.channelnewsasia.com