Kategori Berita
Media Network
Minggu, 29 DESEMBER 2024 • 13:05 WIB

Dialami Justin Hubner, Kenali Penyebab, Gejala, dan Penanganan Gegar Otak

  Ilustrasi gegar otak (livescience.com)

 

INDOZONE.ID - Bek Timnas IndonesiaJustin Hubner, mengalami cedera gegar otak saat dirinya bermain untuk Wolves U-21, di pertandingan Premier League 2 2024/2025 melawan Aston Villa U-21 pada 14 Desember 2024.

Di pertandingan tersebut, Hubner yang berperan sebagai bek kiri, terpaksa diganti pada menit ke-90+2 setelah terjatuh akibat tendangan salto yang mengenai kepalanya oleh penyerang Aston Villa, Luka Lynch.

Akibatnya, Hubner harus rehat sejenak dalam bermain bola selama beberapa minggu, untuk proses pemulihan. Lantas, apa itu gegar otak? Bagaimana proses pemulihannya?

Apa Itu Gegar Otak?

Dikutip dari Cleveland Clinic, gegar otak merupakan cedera kepala yang terjadi ketika otak bergerak atau berputar di dalam tengkorak akibat benturan. Gegar otak termasuk jenis cedera otak traumatis yang sering terjadi dan kerap disalahpahami. 

Meskipun jarang mengancam nyawa, efek gegar otak dapat serius dan bertahan selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau lebih lama.

Satu kali gegar otak, biasanya tidak menyebabkan kerusakan otak permanen. Namun, gegar otak berulang, dapat mengubah struktur dan fungsi otak, yang berpotensi menyebabkan komplikasi serius dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan lain.

Baca Juga: Efek Jangka Panjang Gegar Otak seperti yang Dialami Marc Marquez Usai Kecelakaan

Seberapa Umum Gegar Otak?

Di Amerika Serikat, diperkirakan 1 hingga 3 juta orang mengunjungi unit gawat darurat setiap tahun karena gegar otak. Cedera ini paling sering dialami atlet muda, dengan lebih dari setengah kunjungan darurat anak usia 5-18 tahun berkaitan dengan gegar otak.

Gejala dan Penyebab Gegar Otak

Ilustrasi rontgen seseorang yang mengalami gegar otak. (freepik.com)

Gejala Gegar Otak

Gegar otak dapat menyebabkan perubahan kimia dalam otak, yang memengaruhi fungsi normalnya. Otak yang cedera, akan mengalihkan energi untuk penyembuhan, yang memicu gejala seperti:

  • Gejala fisik: Sakit kepala, nyeri leher, pusing, mual, muntah, pandangan kabur, hingga sensitivitas terhadap cahaya dan suara.
  • Gangguan kognitif: Kebingungan, sulit berkonsentrasi, kehilangan ingatan sementara.
  • Gangguan tidur: Kesulitan tidur, tidur lebih lama atau lebih sedikit dari biasanya.
  • Gejala emosional: Mudah marah, suasana hati berubah-ubah, cemas, hingga depresi.

Pada bayi atau anak yang belum bisa berbicara, gejala seperti menangis lebih sering, menolak makan, atau perubahan pola tidur, bisa menjadi tanda gegar otak.

Penyebab Gegar Otak

Gegar otak biasanya terjadi akibat guncangan tiba-tiba pada kepala, leher, atau tubuh. Penyebab paling umum meliputi:

  • Jatuh
  • Kecelakaan kendaraan bermotor
  • Cedera olahraga
  • Kekerasan fisik

Komplikasi Gegar Otak

Gegar otak yang terjadi berulang-ulang, bisa meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti:

  • Sindrom pasca-gegar otak, gejala bertahan selama lebih dari beberapa bulan hingga setahun
  • Perdarahan otak, seperti hematoma atau perdarahan intracranial.
  • Penyakit otak kronis, seperti ensefalopati traumatik kronis (CTE), yang sering ditemukan pada atlet dengan riwayat cedera kepala berulang.
  • Gangguan mental termasuk depresi, gangguan memori, atau demensia.

Diagnosis dan Penanganan

Baca Juga: 5 Langkah Deteksi Dini Kanker Otak, Penyakit yang Pernah Dialami Almarhum Agung Hercules

Cara Mendiagnosis Gegar Otak

Hanya tenaga medis yang dapat mendiagnosis gegar otak. Pemeriksaan meliputi:

  • Tes fisik dan neurologis untuk mengevaluasi refleks, keseimbangan, koordinasi, penglihatan, dan pendengaran
  • Tes kognitif untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah, memori, dan konsentrasi
  • Pemindaian seperti CT scan atau MRI jika dicurigai komplikasi serius seperti perdarahan otak

Pengobatan Gegar Otak

Istirahat adalah langkah utama dalam pemulihan gegar otak. Hal ini melibatkan penghentian sementara aktivitas fisik, maupun mental yang berat. Tenaga medis mungkin juga merekomendasikan beberapa tindakan, di antaranya:

  • Menghindari aktivitas yang memicu gejala, seperti membaca, bermain video game, atau olahraga intens
  • Mengatur pola tidur yang cukup untuk mendukung proses pemulihan otak
  • Menghindari penggunaan obat-obatan tertentu tanpa arahan medis, terutama obat pengencer darah

Pencegahan dan Pemulihan

Ilutrasi hasil pemeriksaan otak (Pixabay/Chinnapong)

Langkah Pencegahan

Untuk mengurangi risiko gegar otak, lakukan langkah-langkah berikut:

  • Gunakan peralatan pelindung kepala saat berolahraga atau berkendara
  • Kenakan sabuk pengaman saat mengemudi
  • Hindari lingkungan yang berantakan untuk mencegah jatuh

Prognosis

Sebagian besar, gegar otak sembuh dalam beberapa minggu hingga satu bulan. Namun, setiap individu punya waktu pemulihan yang berbeda.

Pemulihan yang terburu-buru, justru dapat meningkatkan risiko komplikasi.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera kunjungi rumah sakit jika mengalami gejala berikut setelah cedera kepala:

  • Sakit kepala parah yang memburuk
  • Kehilangan kesadaran
  • Muntah berulang
  • Gangguan penglihatan atau pendengaran
  • Mati rasa pada anggota tubuh

Itulah penjelasan singkat mengenai kondisi gegar otak. Penanganan yang tepat pada kasus gegar otak, pada sebagian besar orang dapat pulih sepenuhnya tanpa komplikasi jangka panjang. 

Namun, penting untuk selalu memprioritaskan istirahat dan mengikuti arahan dokter demi pemulihan kesehatan yang optimal.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Cleveland Clinic

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Dialami Justin Hubner, Kenali Penyebab, Gejala, dan Penanganan Gegar Otak

Link berhasil disalin!