Kategori Berita
Media Network
Minggu, 05 JANUARI 2025 • 11:15 WIB

Amankah Timun untuk Bayi? Simak Penjelasan Ini

 

Ilustrasi bayi makan mentimun atau timun.

INDOZONE.ID - Memperkenalkan bayi pada makanan padat untuk MPASI, merupakan momen penting yang membuka dunia rasa, tekstur, dan aroma baru bagi si kecil.

Namun, penting untuk mengetahui makanan apa yang aman dikonsumsi bayi sesuai dengan usianya. 

Umumnya, bayi mulai dapat makan makanan padat pada usia empat hingga enam bulan. Jika bayi lahir prematur, usia koreksi mungkin perlu disesuaikan.

Salah satu makanan yang dapat diperkenalkan pada bayi adalah mentimun atau timun. Dengan persiapan yang tepat sesuai usia dan kemampuan bayi, timun menjadi pilihan yang sehat dan menyegarkan.

Langkah Memperkenalkan Timun pada Bayi

Saat memperkenalkan makanan baru kepada bayi, lakukan secara bertahap dengan memperkenalkan satu jenis makanan baru setiap kali. 

Ini untuk memastikan bayi tidak mengalami reaksi alergi, meskipun timun jarang menyebabkan alergi.

  • Awal Memulai: Haluskan atau blender timun agar mudah dikonsumsi bayi. Seiring waktu, perkenalkan potongan kecil saat bayi mulai belajar mengunyah.
  • Untuk Bayi Tumbuh Gigi: Kupas timun dan sajikan utuh agar bayi bisa menggigitnya untuk meredakan nyeri tumbuh gigi dengan sensasi dingin dan renyah.

Baca Juga: 7 Manfaat Jus Seledri dan Timun yang Baik untuk Kesehatan

Manfaat Nutrisi Timun untuk Bayi

Secara botani, timun sebenarnya diklasifikasikan sebagai buah. Tersedia dalam berbagai ukuran dan warna, timun kecil biasanya digunakan untuk acar, sedangkan timun besar cocok untuk diiris.

Timun punya tekstur renyah dan rasa yang lembut. Satu cangkir irisan timun (dengan kulit) mengandung hanya 15 kalori, dan merupakan sumber vitamin K yang baik. Karena terdiri dari 95 persen air, timun juga membantu menjaga hidrasi bayi.

Cara Menyiapkan Timun untuk Bayi

Untuk keamanan dan kesehatan, ikuti langkah berikut saat menyajikan timun kepada bayi:

  1. Kupas Kulit dan Buang Biji: Kulit timun yang keras, dapat menjadi risiko tersedak. Selain itu, tanpa pembersihan yang tepat, kulit bisa mengandung residu pestisida. Biji timun yang sudah tua, juga cenderung pahit, sehingga sebaiknya dihilangkan.
  2. Hindari Timun yang Tidak Segar: Timun dapat disimpan di lemari es hingga 10 hari. Tanda-tanda timun yang tidak layak konsumsi meliputi bercak lunak, berlendir, atau berjamur.
  3. Penyajian yang Tepat:
    • Haluskan atau blender untuk bayi pemula.
    • Potong kecil-kecil untuk bayi yang sudah belajar mengunyah.
    • Parut untuk memberikan tekstur baru.
    • Panggang potongan mentimun di oven untuk cita rasa berbeda.
    • Gunakan alat spiralizer untuk membuat mentimun berbentuk mie.

Mentimun atau timun, bisa mulai dikenalkan pada bayi saat MPASI.

Tips Umum Nutrisi untuk Bayi

Sebelum memperkenalkan makanan padat seperti timun, pastikan bayi siap dengan memerhatikan tanda berikut:

  1. Kepala Bayi Tegak Sendiri: Bayi harus bisa menahan kepala secara mandiri, karena ini merupakan syarat penting untuk makan makanan padat.
  2. Minat pada Makanan: Bayi mungkin menunjukkan minat dengan mencoba meraih makanan atau membuka mulut saat ditawarkan sendok.
  3. Refleks Lidah Berkurang: Pada awalnya, bayi mungkin mendorong makanan keluar dengan lidahnya (refleks lidah dorong), tetapi refleks ini akan berkurang seiring waktu.
  4. Berat Badan Cukup: Bayi umumnya siap makan makanan padat, jika berat badannya sudah mencapai dua kali berat lahir atau setidaknya 6 kilogram.

Perkenalkan Beragam Makanan

Selain memperkenalkan timun saat MPASI, penting untuk memberikan variasi pada makanan si kecil. Tawarkan makanan baru, setidaknya dua kali seminggu untuk membiasakan bayi dengan rasa dan tekstur berbeda. 

Melibatkan bayi dengan makanan yang sama seperti keluarga makan, juga bisa meningkatkan minatnya.

Perhatikan Alergen Umum

Sebelum bayi mencapai usia satu tahun, penting untuk memperkenalkan makanan yang sering menjadi penyebab alergi, seperti:

  • Telur matang
  • Selai kacang halus
  • Produk susu sapi (seperti keju atau yogurt)
  • Kacang pohon (misalnya pasta almond)
  • Kedelai
  • Wijen
  • Gandum
  • Ikan atau makanan laut lainnya

Perkenalkan satu jenis makanan baru pada satu waktu, untuk memantau reaksi alergi. Jika terjadi reaksi, catat gejalanya dan konsultasikan dengan dokter spesialis anak.

Memahami tahapan dan panduan pemberian makanan padat kepada bayi saat MPASI, membantu menciptakan pengalaman makan yang aman dan menyenangkan.

Dengan pendekatan yang tepat, bayi tidak hanya mendapatkan nutrisi yang cukup, tetapi juga mengenal dunia rasa yang baru dan menyenangkan.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: WebMD

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Amankah Timun untuk Bayi? Simak Penjelasan Ini

Link berhasil disalin!