Ilustrasi anjing. (freepik.com)
Meskipun memiliki banyak manfaat, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai:
Anjing dapat membawa bakteri seperti Salmonella atau parasit tertentu. Hindari membiarkan anjing menjilat wajah bayi, terutama pada tahun pertama kehidupannya.
Jika orang tua memiliki riwayat alergi terhadap hewan, bayi mungkin juga berisiko mengalami sensitivitas serupa. Perhatikan tanda-tanda seperti ruam atau bersin yang berlebihan.
Bahkan anjing yang jinak dapat merasa cemas atau reaktif terhadap bayi baru. Mensterilkan atau mengebiri anjing dapat membantu mengurangi perilaku agresif atau teritorial.
Ilustrasi hidup dengan anjing. (freepik.com)
Jangan biarkan bayi dan anjing bermain tanpa pengawasan untuk menghindari kemungkinan kecelakaan.
Rutin melakukan pemeriksaan ke dokter hewan dan menjaga vaksinasi seperti rabies dan Bordetella tetap terjadwal.
Hal ini dapat membantu mengurangi perilaku agresif dan territorial.
Hindari penggunaan bahan kimia keras, gunakan sabun ringan untuk membersihkan mainan dan lantai, serta rutin menyedot debu untuk mengurangi alergen.
Cuci tangan setelah bermain dengan hewan peliharaan dan pisahkan area makan serta tidur anjing dari tempat bayi.
Anjing bukan sekedar hewan peliharaan, tetapi juga mitra dalam membangun sistem imun bayi yang lebih kuat. Dengan mengatur keseimbangan antara paparan kuman dan langkah-langkah keamanan, Anda bisa menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk si kecil.
Dengan menerapkan tips di atas, anda dapat memastikan bahwa anjing anda tetap menjadi bagian dari masa kecil yang sehat dan bahagia bagi buah hati anda.
Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter anak dan dokter hewan untuk menyesuaikan langkah-langkah ini sesuai dengan kebutuhan keluarga anda.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Onlymyhealth.com