Ilustrasi anak ke dokter gigi. (Freepik)
INDOZONE.ID - Bagi banyak anak, kunjungan ke dokter gigi bisa jadi pengalaman yang menakutkan. Entah karena alat-alat yang aneh, kursi yang bisa bergerak, dan orang asing yang mengintip ke dalam mulut mereka. Tidak heran hampir 20 persen anak-anak merasa takut pergi ke dokter gigi.
Alasan di balik ketakutan ini beragam. Bisa jadi karena pengalaman negatif sebelumnya saat ke dokter gigi, atau cerita dari orang lain. Anak-anak yang lebih besar mungkin merasa cemas karena merasa kehilangan kendali saat duduk di kursi dokter gigi.
Mengutip situs lamoillehealthpartners.org, anak-anak secara umum dengan sensitivitas sensorik — misalnya tidak nyaman dengan suara keras, cahaya terang, atau sentuhan fisik — mungkin merasa takut dengan apa yang akan mereka alami di klinik gigi. Anak-anak dengan kecemasan pun cenderung lebih mudah merasa takut menghadapi perawatan gigi.
Nah, ada beberapa tips unik agar anak kalian tidak kahawatir ke dokter gigi.
American Academy of Pediatric Dentistry merekomendasikan agar anak mulai rutin ke dokter gigi setiap enam bulan, dimulai sejak ulang tahun pertamanya atau saat gigi pertamanya tumbuh. Kunjungan awal ini juga jadi kesempatan bagi orang tua untuk bertanya soal penggunaan empeng atau kebiasaan mengisap jempol.
Baca Juga: 10 Alasan Mengapa Orang Takut ke Dokter Gigi: Salah Satunya Takut Sakit dan Pelayanan
Anak juga bisa mulai membangun hubungan dengan dokter dan staf klinik, duduk di kursi gigi, dan mengenal suasana serta suara-suara di ruang periksa.
Anak usia sekolah perlu menjalani pemeriksaan rutin untuk memantau pertumbuhan dan menjaga kesehatan mulut. Dua kali pemeriksaan dalam setahun bisa membantu mencegah gigi berlubang dan kerusakan gigi di masa depan.
Bacakan buku tentang kunjungan ke dokter gigi dan ceritakan pengalamanmu yang positif. Jaga agar obrolan tentang kunjungan mendatang tetap ringan dan positif. Misalnya, katakan bahwa dokter gigi hanya akan memeriksa senyum mereka dan menghitung gigi.
Perpustakaan Centennial Morristown punya koleksi buku anak yang bagus soal topik ini, dan tim klinik gigi kami juga bisa memberikan rekomendasi sumber bacaan lain untuk jadi bahan obrolan di rumah.
Kamu bisa mengajak anak berkunjung ke klinik satu atau dua hari sebelum jadwal sebenarnya, agar mereka bisa melihat-lihat ruangannya. Atau ajak seluruh keluarga ke ruang tunggu saat kamu sendiri sedang periksa gigi. Di rumah, kalian juga bisa bermain peran sebagai dokter dan pasien. Ajak anak "membersihkan gigi" boneka atau mainan favoritnya.
Baca Juga: Hati-hati! Stres Bisa Sebabkan Masalah Gigi dan Mulut, Ini Alasannya
Permainan seperti ini bisa membantu anak lebih mengenal proses yang akan mereka alami, dan bisa membuka obrolan tentang ketakutan atau kekhawatiran mereka.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Press Release