INDOZONE.ID - Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun kronis, yang menyebabkan peradangan dan nyeri pada persendian. Meski belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya, perkembangan medis dalam beberapa tahun terakhir telah membuka berbagai pilihan terapi yang mampu meningkatkan kualitas hidup penderita.
Dikutip dari Healthline, pengobatan RA umumnya bersifat komprehensif dan ditujukan untuk:
Dokter biasanya merekomendasikan kombinasi obat-obatan, terapi fisik, serta perubahan gaya hidup. Dalam beberapa kasus, tindakan pembedahan juga bisa menjadi pilihan.
Berikut, enam cara yang bisa kamu coba untuk mengatasi gejala atau keluhan dari Rheumatoid Arthritis.
Baca Juga: 6 Cara Alami Mengatasi Nyeri Sendi Tanpa Obat, Apa Saja?
a. Disease-Modifying Antirheumatic Drugs (DMARDs)
Obat ini bertujuan menghambat perkembangan penyakit, serta menurunkan peradangan dan rasa sakit. DMARD bekerja dengan menekan sistem imun yang menyerang jaringan sendi.
Efek sampingnya bisa berupa masalah pencernaan, ruam, reaksi alergi, hingga infeksi berulang. DMARD tidak disarankan untuk penderita gangguan hati berat atau yang sedang hamil dan menyusui.
b. Biologis
Merupakan generasi baru dari DMARD yang lebih spesifik dalam menghambat protein atau reseptor pemicu peradangan. Diberikan melalui injeksi atau infus, sering dikombinasikan dengan DMARD tradisional.
Contoh obat biologis:
Biologis memiliki risiko infeksi serupa DMARD tradisional, namun certolizumab relatif lebih aman untuk kehamilan.
c. Janus Kinase (JAK) Inhibitor
Jenis DMARD oral ini bekerja dengan menghambat sinyal kekebalan penyebab nyeri dan pembengkakan. Efektivitas dan keamanannya sebanding dengan obat biologis.
Obat yang umum digunakan:
Efek sampingnya termasuk mual, pusing, dan infeksi.
d. Obat Pereda Nyeri dan Peradangan
Penderita RA juga bisa diberikan obat untuk meredakan gejala saat terjadi flare-up atau digunakan secara rutin.
Baca Juga: Mengenal Kolagen: Protein Penting untuk Kulit dan Sendi yang Sehat
Terapi fisik membantu mengurangi nyeri, memperkuat otot, dan memperlambat kerusakan sendi. Terapis akan mengajarkan latihan yang bisa dilakukan di rumah, bahkan memberikan pijat atau stimulasi otot bila diperlukan.
ilustrasi kondisi Rheumatoid arthritis yang tiba-tiba kambuh.
Terapi okupasi membantu penderita tetap mandiri dalam aktivitas harian. Terapis dapat merekomendasikan alat bantu seperti:
Bila kerusakan sendi sudah parah, dokter bisa merekomendasikan pembedahan, seperti:
Keberhasilan operasi tergantung pada sendi yang terkena dan kondisi penderita secara keseluruhan.
Sebagian penderita RA melaporkan perbaikan gejala setelah mengubah pola makan menjadi antiinflamasi, seperti:
Suplemen seperti minyak ikan omega-3 dan kunyit, juga dilaporkan dapat membantu meredakan peradangan. Namun, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya.
Baca Juga: Mengenal Kolagen: Protein Penting untuk Kulit dan Sendi yang Sehat
Beberapa perubahan gaya hidup dapat membantu:
Terapi seperti pijat, yoga, tai chi, akupunktur, hingga meditasi bisa membantu sebagian penderita mengelola nyeri. Pastikan memilih terapis bersertifikat dan berkonsultasi dulu dengan dokter.
Oleh karena itu, Rheumatoid arthritis tidak dapat disembuhkan, namun dengan kombinasi pengobatan medis, terapi fisik, perubahan gaya hidup, hingga bedah jika diperlukan, penderita dapat tetap menjalani hidup dengan kualitas yang baik.
Diskusi rutin dengan dokter ahli sangat penting, untuk menyesuaikan terapi dengan kebutuhan masing-masing individu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline