Sabtu, 21 JUNI 2025 • 11:05 WIB

Act for Farmed Animals Adakan Pameran Mengungkap Masalah Utama dari Industri Telur Global

Author

Pameran Mengungkap Masalah Utama dari Industri Telur Global. (Handout)

INDOZONE.ID – Act for Farmed Animals mengadakan pameran dokumentas di Jakarta, yang mengangkat isu telur yang diproduksi dengan sistem sangkar sempit. 

Pameran yang berlangsung dari tanggal 20 hingga 22 Juni ini menghadirkan 37 spanduk raksasa setinggi 2 meter, menciptakan koridor sangkar ayam yang menggugah, memberikan pengalaman visual dan emosional yang kuat bagi pengunjung. 

Masing-masing spanduk menunjukkan dokumentasi asli dari ayam betina yang terkurung dalam sangkar sempit, diambil di 37 negara dari berbagai penjuru dunia.

“Ini adalah koleksi foto yang terlengkap, yang mendokumentasikan penderitaan ayam betina dari banyak negara" ujar Elfha Shavira, pemimpin kampanye di Act for Farmed Animals. 

“Ini adalah realita menyedihkan yang perlu diketahui oleh publik, dengan pesan yang jelas bagi perusahaan, bahwa masyarakat tidak ingin mendukung praktik ini,” tambahnya.

Baca juga: Makan Telur Rebus Tiap Hari, Aman Nggak Sih? Ini Kata Ahli!

Berkat dukungan publik, sejak tahun 2020 Act for Farmed Animals telah mengajak 51 perusahaan lokal dan global untuk memiliki kebijakan bebas sangkar. Hal ini menandakan mulai meningkatnya kepedulian publik terhadap kesejahteraan hewan dan aspek etika yang mereka pertimbangkan saat menjadi konsumen produk makanan dan minuman. 

Pameran Mengungkap Masalah Utama dari Industri Telur Global. (Handout)

Walaupun begitu, hampir seluruh industri telur di Indonesia masih menggunakan sistem kandang sangkar, yang membuat ayam tidak dapat membuka sayap sepenuhnya dan melakukan perilaku alamiahnya.

Pengalaman yang mendalam dan emosional

Pameran ini bertujuan untuk memulai percakapan dengan publik, di mana para relawan Act for Farmed Animals memberikan informasi melalui selebaran dan berinteraksi langsung dengan pengunjung. Melalui beberapa gawai yang tersedia di lokasi, para relawan juga menampilkan video tentang kehidupan menyedihkan ayam di pabrik peternakan, menekankan peran penting perusahaan, dan mendorong perusahaan besar di Indonesia untuk menghentikan penggunaan telur dari sistem kandang sempit.

Act for Farmed Animals bertujuan menggunakan pameran penting ini untuk menyoroti kenyataan pahit tentang sumber makanan di perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. Sayangnya, belum banyak perusahaan yang memberikan transparansi terkait realita dibalik industri telur.

Baca juga: Inovasi Desa Watukebo di Banyuwangi: Peternakan Ayam Petelur Jadi Solusi Atasi Kemiskinan dan Cegah Stunting

Perusahaan berjanji, namun tidak menepatinya

Dokumentasi yang ditampilkan dalam instalasi ini merupakan hasil kolaborasi Open Wing Alliance, sebuah koalisi global yang terdiri lebih dari 90 organisasi perlindungan hewan dari seluruh dunia. Sinergia Animal, yang merupakan bagian dari Act for Farmed Animals juga turut berkontribusi mengumpulkan foto dokumentasi dari berbagai negara di dunia. 

Pameran ini adalah bagian dari kampanye global yang bertujuan untuk mengakhiri penggunaan kandang sangkar seukuran selembar kertas. Lebih dari 2.000 perusahaan di seluruh dunia telah berkomitmen untuk bebas sangkar, sebuah pencapaian signifikan yang terwujud berkat dukungan koalisi Open Wing Alliance. 

“Kita perlu pantau kemajuan implementasi dari janji yang sudah dibuat perusahaan,” tegas Elfha Shavira. “Perusahaan harus bertanggung jawab. Semakin tertunda implementasi kebijakan bebas sangkar, semakin lama juga jutaan ayam harus hidup dalam kandang sangkar yang sangat sempit. Ini adalah masalah tanggung jawab perusahaan dan kesejahteraan hewan yang mendesak.”

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Press Release

Author
TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir