INDOZONE.ID - Mengajukan resign dari pekerjaan memang bukan keputusan yang bisa diambil dalam semalam. Banyak orang berharap resign bisa membawa perubahan positif, tapi tak sedikit juga yang justru mengalami kebingungan dan penyesalan setelahnya.
Kesalahan saat resign, sekecil apa pun, bisa memberi dampak besar pada karier ke depannya. Itulah kenapa penting sekali memahami tips resign yang baik, agar keputusan keluar dari pekerjaan tidak berujung pada karir yang macet. Berikut lima kesalahan fatal yang harus kamu hindari agar resign tidak menjadi blunder.
5 Kesalahan Saat Resign
1. Mengundurkan Diri karena Emosi Sesaat
Konflik dengan atasan, rasa jenuh berkepanjangan, atau stres karena tekanan kerja bisa membuatmu tergoda untuk buru-buru resign. Namun, mengambil keputusan saat emosi sedang memuncak sering kali menjadi blunder saat resign.
Setelah emosi mereda, kamu bisa menyesal karena ternyata belum siap secara mental maupun strategi. Ambil waktu untuk berpikir tenang, dan kaji ulang alasanmu keluar. Dengan begitu, kamu bisa memastikan keputusan itu memang langkah terbaik dan bukan sekadar pelampiasan sesaat.
Baca juga: 5 Tips Efektif Cari Kerja Lagi Setelah Layoff, Apa Saja?
2. Tidak Menyiapkan Rencana Setelah Resign
Salah satu kesalahan saat resign yang paling umum adalah keluar dari pekerjaan tanpa arah yang jelas. Banyak yang mengira bisa menemukan jati diri setelah resign, tapi tanpa rencana, justru bisa berakhir pada masa menganggur panjang dan kehilangan semangat.
Jika kamu ingin resign agar karir tidak macet, pastikan sudah punya rencana konkrit: apakah langsung cari pekerjaan baru, lanjut studi, atau memulai bisnis sendiri. Perencanaan matang akan membuat masa transisi lebih mulus dan menjaga kestabilan emosional maupun finansial.
3. Menutus Koneksi dengan Rekan atau Atasan
Seburuk apa pun pengalamanmu di kantor lama, bukan berarti kamu bisa pergi dengan cara yang tidak profesional. Dampak resign salah pada karir bisa muncul dari reputasi buruk yang terbentuk karena sikap emosional saat berpamitan.
Dunia kerja itu sempit, bisa saja mantan rekan jadi kolega di tempat baru. Jadi, tetaplah menjaga hubungan baik dan tinggalkan kesan positif. Itulah bagian penting dari tips resign yang baik agar reputasimu tetap terjaga.
Baca juga: 12 Rekomendasi Pekerjaan Sampingan untuk Introvert, Apa Saja?
4. Tidak Bertanggung Jawab pada Pekerjaan Terakhir
Resign bukan alasan untuk meninggalkan tanggung jawab begitu saja. Banyak orang merusak citra profesionalnya karena berhenti bekerja tanpa menyelesaikan tugas atau laporan akhir. Hal ini bisa jadi blunder saat resign yang membuatmu sulit mendapat referensi kerja ke depannya.
Tunjukkan integritas dengan menyelesaikan semua tugas, bantu proses serah terima, dan pastikan tidak ada pekerjaan yang terbengkalai. Ini akan memperkuat citramu sebagai orang yang bisa diandalkan.
5. Terlalu Jujur Menyampaikan Alasan Resign
Menjelaskan alasan keluar kerja memang penting, tapi perlu disampaikan secara bijak. Jangan sampai kamu menjelekkan perusahaan lama atau atasan saat wawancara kerja atau exit interview. Hal ini bisa memberi dampak negatif pada karir karena dianggap tidak profesional.
Sebaliknya, sampaikan alasanmu secara diplomatis, seperti ingin berkembang, mencari tantangan baru, atau mengejar karier yang lebih sesuai dengan nilai dan tujuan hidupmu. Ini adalah bagian dari tips resign yang baik yang sering terlupakan.
Mengundurkan diri dari pekerjaan bukan hanya soal menyudahi tanggung jawab, tapi juga tentang mempersiapkan masa depan. Dengan menghindari lima kesalahan saat resign di atas, kamu bisa melangkah keluar dengan kepala tegak dan menjaga reputasimu tetap positif.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Timesofindia.indiatimes.com