Viral Fenomena Jouhatsu: Orang Jepang Memilih Menghilang dan Mengganti Identitas Daripada Bunuh Diri
INDOZONE.ID - Di tengah tekanan kehidupan modern, fenomena unik di Jepang yang disebut "Jouhatsu" atau "menghilang" telah muncul di negara sakura tersebut.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Bai Fangli: Tukang Becak yang Sekolahkan 300 Anak Miskin di China
Jouhatsu adalah praktik di mana seseorang meninggalkan rumah, pekerjaan, dan keluarga tanpa pemberitahuan, mengganti identitas, dan memulai kehidupan baru di tempat yang jauh.
Fenomena ini dilakukan sebagai alternatif dari bunuh diri, memberikan kesempatan bagi orang-orang untuk melarikan diri dari masalah mereka tanpa mengakhiri hidup.
Baca Juga: Tren Baru di China: Panti Jompo untuk Anak Muda yang Lelah dan Stres Akibat Pekerjaan
Dilansir dari BBC, salah satu pelaku jouhatsu, berbagi kisahnya. Sugitomo mengungkapkan bahwa ia merasa muak dengan tekanan sosial yang dihadapinya.
"Saya mengambil sebuah koper kecil dan menghilang. Saya baru saja melarikan diri," katanya.
Baca Juga: Viral, Momen Presiden Putin Mencium Al Quran Saat Kunjungan ke Masjid Nabi Isa di Chechnya
Di kota kecil tempat ia dibesarkan, semua orang mengenalnya dan mengharapkan dia untuk meneruskan bisnis keluarga.
Namun, tekanan dari ekspektasi ini membuatnya merasa terjebak dan akhirnya memutuskan untuk pergi tanpa memberitahu siapa pun tujuannya.
Baca Juga: Korea Selatan Beri Bantuan hingga Rp826 Juta untuk Pasangan yang Pacaran dan Berencana Menikah
Menariknya, ada perusahaan-perusahaan di Jepang yang secara khusus membantu orang-orang yang ingin melakukan jouhatsu.
Layanan ini dikenal sebagai "night moving" atau "pindah malam hari."
Melalui layanan ini, individu yang ingin menghilang dibantu untuk memindahkan barang-barang mereka secara diam-diam dan memulai kehidupan baru tanpa jejak.
Baca Juga: Viral Pria di Amerika Serikat Dipenjara 28 Tahun Akibat Tuduhan Pemerkosaan Berdasarkan Mimpi
Fenomena Jouhatsu menunjukkan bagaimana beberapa orang di Jepang merespons tekanan hidup yang tak tertahankan.
Meskipun kontroversial, praktik ini dianggap sebagai cara untuk melepaskan diri dari situasi yang serius seperti menjadi solusi agar tidak bunuh diri, tanpa harus mengorbankan nyawa mereka.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: BBC