Jumat, 17 JANUARI 2025 • 17:13 WIB

Kisah Pak Habibie Selepas Ditinggal Ibu Ainun: Alami Psikosomatis hingga Wafat Menyusul Ibu Ainun di Tahun 2019

Author

Habibie dan Ainun

INDOZONE.ID - Berbicara tentang Presiden ke 3 Indonesia, Bacharuddin Jusuf (B.J.) Habibie, tentu kita langsung terpikir tentang Pesawat N250 Gatotkaca.

Kemudian tentang kontribusinya yang cukup fenomenal sebagai Presiden Indonesia walau hanya menjabat dalam waktu yang singkat, seperti langkah cerdas saat melepas Timor Leste, membebaskan para tahanan politik, hingga keberhasilan menurunkan nilai dollar dari 16.800 rupiah menjadi 6.500 rupiah.

Selain tentang Pesawat dan kontribusinya saat menjabat sebagai Presiden, BJ Habibie juga dikenal sebagai pribadi tidak perlu diragukan lagi terkait kecerdasan dan pandangan hidupnya yang luar biasa, hingga mampu menginspirasi banyak kalangan.

Dan tak ketinggalan, selain hal-hal yang telah disebutkan, hal lain yang sangat diingat dari seorang Habibie tentunya tentang perjalanan cintanya bersama sang istri tercinta, Hasri Ainun Besari, hingga maut memisahkan mereka, di mana kisah cinta mereka yang luar biasa ini kemudian menjadi role model bagi banyak orang dalam menjalani kehidupan sebagai suami istri.

Baca Juga: Keren! Mahasiswa IAIN Parepare Terpilih Jadi Duta Lingkungan Hidup di Kota Kelahiran BJ Habibie 

Habibie dan Ainun

Kisah cinta Habibie-Ainun

Pak Habibie dan Bu Ainun pertama kali bertemu saat di bangku SMP, dan berlanjut hingga SMA, di mana keduanya bersekolah di SMA Kristen Dago, Kota Bandung.

Di bangku SMA inilah, kisah cinta mereka berawal, namun keduanya sempat terpisah jauh, saat Pak Habibie harus pergi ke Jerman Barat untuk melanjutkan kuliah, sedangkan Bu Ainun melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Singkat cerita, sekembalinya dari Jerman pada 1962, Pak Habibie kemudian memutuskan untuk menikahi Bu Ainun pada 12 Mei 1962.

Pernikahan mereka kemudian dikaruniai 2 anak laki-laki, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie. Pak Habibie dan Bu Ainun pun menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia dan harmonis.

Namun, di usia pernikahan mereka yang ke 48 tahun, Pak Habibie harus menerima kenyataan pahit bahwa sang istri tercinta mengidap penyakit yang sangat ganas, yaitu kanker ovarium.

Baca Juga: Habibie Junior Competition, Asah Ilmu Matematika Pelajar TK dan SD di Parepare

Pak Habibie baru mengetahui hal ini di bulan Maret tahun 2010, dan kanker yang diderita Bu Ainun sudah masuk pada Stadium 4.

 

Setelah itu, dengan cepat Pak Habibie langsung terbang ke Munchen, Jerman agar Bu Ainun segera mendapatkan perawatan intensif.

Namun sayang, takdir berkata lain, Bu Ainun hanya bertahan selama sebulan di tempat beliau di rawat, yaitu Rumah Sakit Ludwig-Maximilians-Universitat.

Hasri Ainun Besari, yang lahir di Semarang, 11 Agustus 1937, wafat pada 22 Mei 2010 di Munchen, Jerman, pada usia 72 tahun.

Selepas kepergian Bu Ainun

Setiap sore, selama 100 hari meninggalnya Bu Ainun, Pak Habibie selalu datang berziarah ke makam istri tercinta, mengganti bunga-bunga yang sudah usang, dan menggantikannya dengan yang baru.

Pak Habibie benar-benar melakukan ini selama 100 hari tanpa terputus sama sekali. Setelah 100 hari, Pak Habibie secara rutin setiap Hari Jumat selalu berziarah ke makam Bu Ainun.

Pak Habibie benar-benar sedih dan terpukul atas kepergian Bu Ainun. Pak Habibie sempat bertingkah berbeda, seperti menangis, meneriakkan nama Ainun, hingga berjalan tanpa alas kaki dan hanya menggunakan piyama.

Oleh dokter, Pak Habibie kemudian disebutkan menderita psikosomatis, gangguan kesehatan yang terjadi di mana rasa sedih dan cemas yang mendalam adalah beberapa kondisi yang memicu kondisi ini, selayaknya yang sedang dialami oleh Pak Habibie.

Setelah berkonsultasi dengan dokter, akhirnya Pak Habibie memilih jalan untuk menulis sebagai obat dari kondisinya tersebut.

Dan beliau pun berhasil pulih dan bangkit dari kondisi ini setelah menulis, di mana beliau menerbitkan buku "Habibie & Ainun".

Pak Habibie pun kembali memulai kehidupan yang normal, dan bisa mengikhlaskan kepergian Bu Ainun.

Bersatu dalam keabadian

Pada 1 September 2019, Pak Habibie dirawat secara intensif di RSPAD Gatot Subroto. Lalu 10 hari kemudian, 11 September 2019 petang hari, Pak Habibie menghembuskan nafas terakhirnya di usia 83 tahun, akibat gagal jantung.

Sebagai bentuk penghormatan, Pemerintah saat itu menetapkan hari berkabung Nasional selama 3 hari.

Pak Habibie dimakamkan di TMP Kalibata, dan makam beliau tepat berada di samping makam Bu Ainun.

Baca Juga: Jago Bahasa Inggris! Kakek Penjual Buku Keliling Ini Viral, Kata Netizen Mirip BJ Habibie

Pada akhirnya, Pak Habibie kembali bersatu dengan sang istri tercinta di dalam keabadian, sebuah kisah cinta yang suci, sempurna, dan abadi.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: YouTube Nadia Omara