Senin, 03 FEBRUARI 2025 • 09:15 WIB

5 Tips untuk Ibu yang Kembali Bekerja Setelah Cuti Melahirkan

Author

Ilustrasi ibu yang kembali bekerja. (freepik.com)

INDOZONE.ID - Bagi seorang ibu, kembali bekerja setelah cuti melahirkan bukanlah hal yang mudah.

Setelah berbulan-bulan menghabiskan waktu penuh dengan si kecil, perasaan cemas, khawatir, dan bahkan rasa bersalah, bisa muncul saat harus kembali ke rutinitas kantor.

Selain harus menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, ibu juga harus memikirkan pengasuhan anak, serta menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga.

Agar proses transisi ini lebih lancar, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan.

Berikut, lima tips untuk ibu yang kembali bekerja setelah cuti melahirkan.

Ilustrasi bekerja setelah cuti melahirkan. (freepik.com)

1. Menyesuaikan Ekspektasi dengan Realita Baru

Salah satu hal penting yang perlu dilakukan adalah, mengubah pola pikir. Kembali bekerja setelah cuti melahirkan bukan sekadar seperti kembali dari liburan panjang. Hidup kamu telah berubah, begitu pula prioritas dan tanggung jawab.

Menurut Eugenia Ng, direktur di perusahaan rekrutmen Michael Page Singapura, menjadi ibu baru bukan hanya soal mengatur waktu, tetapi juga menavigasi berbagai tantangan. Misal, pola tidur bayi yang tidak menentu, lonjakan pertumbuhan, atau ketika anak sakit.

Oleh karena itu, penting untuk memberikan diri kamu waktu untuk beradaptasi, dan tidak terlalu menekan diri sendiri untuk langsung kembali ke ritme kerja seperti sebelumnya.

Jika sebelum memiliki anak kamu sering lembur, kini saatnya mencari cara kerja yang lebih efisien. Buatlah daftar tugas harian agar pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik, tanpa harus mengorbankan waktu bersama keluarga.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Seorang Ibu Donasikan 2.645 Liter ASI untuk Lebih dari 350.000 Bayi

2. Persiapkan Keluarga untuk Perubahan

Kembali bekerja bukan hanya tantangan bagi ibu, tetapi juga bagi seluruh keluarga. Perubahan ini akan mempengaruhi pasangan, anak, serta orang-orang yang membantu dalam pengasuhan, seperti kakek-nenek atau pengasuh bayi.

Membangun sistem dukungan yang kuat di rumah sangatlah penting. Jika anak akan diasuh oleh kakek-nenek, pastikan ada komunikasi yang jelas mengenai rutinitas harian anak, mulai dari jadwal makan hingga tidur.

Diskusikan juga dengan pasangan mengenai pembagian tugas rumah tangga, agar tanggung jawab menjadi lebih seimbang dan tidak membebani salah satu pihak.

Baca Juga: Demi Kenang Sang Anak, Ibu di Jepang Setia Beli Manga Setiap Minggu selama 7 Tahun

3. Lakukan Simulasi Sebelum Hari Pertama Bekerja

Agar tidak merasa kaget saat hari pertama kembali bekerja, ada baiknya melakukan latihan atau simulasi terlebih dahulu. Pisahkan diri dari anak selama beberapa jam dalam sehari, untuk memberikan waktu beradaptasi, baik bagi ibu maupun bayi.

Jika anak akan diasuh pengasuh atau daycare, lakukan uji coba dengan menitipkan anak dalam durasi yang semakin lama setiap harinya.

Selain itu, pastikan kamu juga menyesuaikan jadwal harian seperti bangun pagi sesuai dengan jam kerja, berpakaian seperti akan pergi ke kantor, dan melakukan perjalanan ke tempat kerja agar bisa memperkirakan waktu tempuh serta kondisi lalu lintas.

Bagi ibu yang masih menyusui, latihan ini juga bisa mencakup penyesuaian jadwal memompa ASI, penyimpanan, serta mengonsumsi ASI untuk si kecil, agar semua berjalan lancar saat benar-benar kembali bekerja.

4. Cari Dukungan di Tempat Kerja

Selain dukungan dari keluarga, dukungan dari rekan kerja juga bisa sangat membantu. Cek apakah kantor menyediakan fasilitas seperti ruang menyusui atau kebijakan fleksibilitas jam kerja untuk ibu baru.

Jika memungkinkan, diskusikan dengan atasan mengenai kemungkinan adanya jadwal kerja yang lebih fleksibel selama masa transisi.

Bergabung dengan komunitas ibu bekerja di kantor, juga bisa menjadi langkah yang baik. Berbagi pengalaman dengan sesama ibu yang menghadapi tantangan serupa, dapat memberikan semangat dan tips praktis untuk menjalani hari-hari pertama kembali bekerja.

5. Temukan Keseimbangan dan Fokus Saat Bersama Anak

Merasa bersalah karena meninggalkan anak untuk bekerja, adalah hal yang wajar. Namun, penting untuk mengingat, kamu bekerja untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga.

Cobalah untuk benar-benar fokus pada pekerjaan saat di kantor, dan ketika bersama anak, manfaatkan waktu sebaik mungkin tanpa terganggu oleh urusan pekerjaan.

Eugenia Ng menekankan, menjadi ibu mengajarkan arti sebenarnya dari fleksibilitas dan adaptasi. Tidak setiap hari akan berjalan mulus, ada malam tanpa tidur, ada hari di mana pekerjaan terasa berat.

Oleh karena itu, jangan ragu untuk meminta bantuan atau menyesuaikan beban kerja sementara waktu, hingga merasa lebih stabil.

Kembali bekerja setelah cuti melahirkan memang penuh tantangan, tetapi dengan persiapan yang matang, dukungan keluarga, serta fleksibilitas di tempat kerja, proses ini bisa menjadi lebih mudah.

Yang terpenting, berikan waktu bagi diri sendiri untuk beradaptasi dan jangan ragu untuk mencari bantuan jika diperlukan. Seiring waktu, keseimbangan antara karier dan peran sebagai ibu akan semakin terbentuk, memberikan kepuasan baik secara profesional maupun pribadi.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Cnalifestyle.channelnewsasia.com