Sabtu, 16 DESEMBER 2023 • 18:30 WIB

Tak Seindah Pandangan Mata, Kembang Api Jadi Penyumbang Terbanyak Polutan Berbahaya untuk Lingkungan Hidup

Author

Ilustrasi kembang api.

INDOZONE.ID - Setiap tahunnya, kita sering menjumpai penggunaan kembang api untuk perayaan hari besar, seperti malam Tahun Baru, imlek, hari raya Idul Fitri maupun Natal, hingga kegiatan peringatan lainnya. Gemerlap warna-warni kembang api menyala di langit memeriahkan perayaan kegiatan tersebut.

Alih-alih membuat langit cantik, kembang api ternyata membawa berbagai dampak negatif bagi lingkungan dan makhluk hidup. Kembang api terbuat dari bubuk mesiu, logam berat, dan senyawa logam yang menghasilkan pancaran warna.

Senyawa logam tersebut seperti strontium yang menghasilkan warna merah, aluminium yang menghasilkan warna putih, tembaga yang menghasilkan warna biru, barium yang menghasilkan warna hijau, serta kadmium sebagai pewarna universal.

Layaknya pepatah, di mana ada api, disitulah ada asap. Kembang api juga menghasilkan kepulan asap. Sayangnya, kebanyakan orang tidak menyadari atau melihat secara langsung banyaknya gumpalan asap yang dihasilkan.

Baca Juga: Waspada! Ini 5 Gejala Covid-19 Eris EG.5 yang Kasusnya Mulai Meningkat

Hasil penelitian yang diterbitkan oleh International Journal of Environment Research and Public Health menunjukkan bahwa kembang api yang ditujukan ke langit secara terus menerus dan dalam jumlah yang besar dapat menghasilkan asap setara dengan kebakaran hutan.

Dalam waktu yang singkat, asap dari kembang api akan menetap di udara selama berhari-hari, membawa sejumlah komponen yang bersifat racun dan membahayakan bagi lingkungan.

Ilustrasi kembang api.

Partikel-partikel sisa yang berjatuhan ke tanah, dalam jangka panjang dapat mencemari tanah dan berdampak pada pencemaran air melalui resapan saluran air. Pencemaran air juga terjadi apabila partikel tersebut jatuh secara langsung mengenai permukaan air seperti danau, waduk, sungai, kolam, hingga pantai.

Lagi-lagi, sejumlah logam berat dan racun dari partikel kembang api akan diserap oleh perairan, dan berdampak pada keseimbangan ekosistem akuatik di dalamnya. Tak sampai disitu, kembang api juga menyumbang polusi suara.

Baca Juga: Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Suara letusan kembang api yang riuh lantang di langit ternyata cukup membuat para hewan stres dan ketakutan. Contohnya yakni burung dan beberapa hewan mamalia kecil yang kerap meninggalkan anaknya di sarang akibat trauma dengan dentuman keras yang bertubi-tubi. Rasa panik dan trauma hewan tersebut akan menyebabkan disorientasi sehingga mengurangi kemampuannya menemukan sarang atau rumah mereka.

Selain lingkungan, asap kembang api juga berdampak pada kesehatan manusia, khususnya pada daerah yang memiliki tingkat polusi udara tinggi seperti ibukota maupun kota besar. Asap tersebut mengandung materi partikulat-partikulat yang memicu penyakit asma.

Terlebih lagi, dalam asap juga mengandung campuran logam seperti strontium, barium, dan timbal yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan. Senyawa kadmium diketahui bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker pada manusia.

Hal ini berarti, kembang api meledakkan senyawa racun dan penyebab kanker ke alam bebas. Apabila kembang api terus-menerus digunakan dalam frekuensi yang tinggi, tentu semakin banyak pula senyawa beracun dan berbahaya yang dilepaskan ke alam bebas.

Apalagi, ketika malam tahun baru, hampir seluruh negara di dunia mengadakan pesta kembang api secara bergantian. Tak terbayang seberapa banyak senyawa yang terjun bebas di lingkungan.

Dalam merespon permasalahan tersebut, beberapa negara telah mengambil tindakan untuk meminimalisir dampak negatif diatas. China telah melarang penggunaan kembang api sejak beberapa waktu lalu sebagai bentuk peduli terhadap lingkungan.

Baca Juga: Ngeri! Tenggorokan Pria Skotlandia Robek karena Menahan Bersin dengan Memencet Hidung

Adapun Italia yang beralih ke kembang api yang minim suara agar tidak lagi mengganggu para hewan. Kita juga dapat menerapkan contoh regulasi di atas sebagai solusi menjaga lingkungan.

Dimulai dari menggunakan kembang api yang minim suara atau ledakan, menyalakan di tempat terbuka, membersihkan sisa hasil kembang api mengingat kembang api mengandung banyak zat kimia yang membahayakan, hingga mengurangi penggunaan kembang api.

Dengan begitu, secara tidak langsung kita turut menjaga lingkungan dan mengurangi polusi yang disebabkan kembang api.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: National Geographic Indonesia