INDOZONE.ID - Migrain atau yang lebih dikenal dengan sakit kepala sebelah adalah penyakit berupa kepala yang terasa berdenyut dan nyeri, serta biasanya terjadi pada salah satu sisi kepala.
Migrain sering terjadi secara berulang dan disertai dengan gejala lain, seperti mual, pusing, muntah, dan kepekaan terhadap cahaya suara, dan bau.
Dilansir healthline.com, dengan mengidentifikasi dan menghindari pemicu spesifik, penderita migrain dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya migrain berulang.
9 Cara Hindari Migrain Kumat
1. Hindari Suara Keras dan Cahaya Terang
Suara keras, lampu berkedip (misalnya lampu sorot), dan rangsangan sensorik merupakan pemicu umum migrain. Hal ini termasuk mengemudi di malam hari, berada di bioskop, menghadiri klub atau tempat keramaian, dan silau dari matahari.
Pastikan untuk beristirahat dari layar TV atau komputer untuk mengistirahatkan mata dan mengatur tingkat kecerahan pada layar digital. Jika memungkinkan, hindari situasi yang melibatkan gangguan audio atau visual.
Baca Juga: 10 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Saat Migrain
2. Perhatikan Pemilihan Makanan
Makanan dan minuman tertentu dapat memicu serangan migrain, seperti cokelat, anggur merah, daging olahan, pemanis, dan keju.
Mengetahui makanan dan bahan tambahan apa yang menyebabkan migrain kumat dapat membantu penderita belajar menghindarinya. Makanan dan minuman yang mengandung kafein atau alkohol, terutama anggur merah atau sampanye adalah pemicu umum.
3. Buatlah Catatan Harian Tentang Sakit Kepala
Dengan membuat catatan harian, penderita dapat mengidentifikasi pemicu migrain spesifik dengan lebih baik. Contoh hal-hal yang dapat diperhatikan, seperti apa yang dimakan dan diminum, rutinitas dan jadwal olahraga, cuaca, perasaan dan emosi kuat yang mungkin dialami, obat dan efek sampingnya, serta waktu dan tingkat keparahan sakit kepala.
Hal ini dapat membantu penderita melihat pola kejadian migrain dan membuatnya lebih mudah untuk dihindari.
4. Perhatikan Perubahan Hormonal
Hormon memainkan peran penting dalam migrain. Banyak perempuan cenderung mengalami lebih banyak serangan migrain selama, atau sesaat sebelum periode menstruasi.
Hal ini membuat mereka mungkin perlu sangat waspada terhadap pilihan makanan dan kebiasaan berolahraga selama masa ini.
Kontrasepsi oral dan terapi penggantian hormon (HRT) dapat meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan migrain.
5. Konsumsi Suplemen
Meskipun migrain dapat diobati dengan atau tanpa obat, penting untuk mendapatkan nutrisi yang tepat. Mengkonsumsi herbal dan mineral tertentu dapat membantu mencegah migrain.
Kekurangan magnesium telah terbukti berkontribusi terhadap timbulnya serangan migrain, jadi mengkonsumsi suplemen setiap hari dapat membantu mengurangi serangan migrain.
Bicarakan dengan dokter tentang pengobatan herbal dan suplemen tanpa resep lainnya yang dapat meringankan gejala.
6. Perhatikan Cuaca
Perubahan cuaca dapat mempengaruhi pola migrain. Kelembaban tinggi dan suhu panas, bahkan saat hujan, dapat merangsang serangan.
Baca Juga: 5 Cara Alami yang Efektif untuk Mengatasi Migrain
7. Makan dan Tidur dengan Jadwal Teratur
Puasa atau melewatkan makan bisa memicu sakit kepala migrain. Bagi kebanyakan orang, yang terbaik adalah makan dalam waktu satu jam setelah bangun tidur dan kemudian setiap 3 hingga 4 jam.
Kelaparan dan dehidrasi sama-sama menyebabkan serangan migrain, jadi pastikan untuk minum cukup air dan hindari melewatkan makan.
Kurang tidur juga dapat memperparah gejala, jadi pastikan tidur setidaknya 7 hingga 8 jam. Namun, terlalu banyak tidur juga dapat memicu serangan migrain pada sebagian orang.
8. Coba Teknik Relaksasi
Meskipun kita tidak selalu bisa menghindari situasi stres, kita bisa mengatur cara kita bereaksi terhadapnya. Serangan migrain adalah akibat umum dari peristiwa stres. Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan biofeedback dapat membantu mengurangi tingkat stres.
9. Pilih Latihan dengan Intensitas Rendah
Olahraga teratur adalah bagian penting dari gaya hidup sehat. Namun olahraga yang intens, seperti angkat beban, dapat memicu migrain.
Perhatikan respons tubuh terhadap aktivitas tertentu. Pilihlah aktivitas yang dapat mengurangi stres tanpa terlalu membebani tubuh, seperti yoga, aerobik ringan, atau tai chi.
Mengonsumsi obat anti inflamasi sebelum berolahraga juga dapat membantu meringankan gejala.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline.com