INDOZONE.ID - Kolesterol tinggi seringkali tidak terdeteksi, sampai mengakibatkan masalah kesehatan yang serius. Gejala kolesterol tinggi bahkan bisa sangat halus dan mudah terabaikan.
Mengenali tanda-tanda ini sangat penting untuk mencegah komplikasi berat seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Gejala Kolesterol
Berikut adalah beberapa gejala kolesterol tinggi yang perlu diwaspadai:
1. Nyeri Dada atau Angina
Nyeri dada atau angina muncul ketika arteri yang menyuplai darah ke jantung menyempit atau tersumbat akibat kolesterol tinggi.
Rasa nyeri ini bisa terasa seperti tekanan, sesak, atau penuh di dada, dan dapat menyebar ke lengan, leher, rahang, atau punggung.
Baca Juga: Kolesterol Selalu Buruk? Berikut Beberapa Hal Dasar yang Perlu Diketahui Tentang Kolesterol
2. Mati Rasa atau Kesemutan di Ekstremitas
Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, mengurangi aliran darah ke bagian tubuh tertentu, dan menyebabkan mati rasa atau sensasi kesemutan di tangan dan kaki.
3. Sesak Napas
Dengan kolesterol tinggi, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui arteri yang menyempit, yang dapat mengakibatkan sesak napas, terutama saat beraktivitas.
4. Deposit Lemak di Kulit
Xanthoma adalah deposit lemak yang dapat muncul di kulit, terutama di sekitar mata, siku, lutut, dan bokong. Keberadaan deposit ini menunjukkan kolesterol tinggi.
5. Deposit Kuning di sekitar Mata
Xanthelasma adalah deposit kuning kolesterol di bawah kulit di sekitar mata, yang menunjukkan kadar kolesterol tinggi.
6. Tekanan Darah Tinggi
Kolesterol tinggi dapat berkontribusi pada tekanan darah tinggi dengan membuat arteri menjadi kaku dan menyempit, memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Kaitan Kolesterol Tinggi dan Penyakit Jantung, Stroke, serta Diabetes
Kolesterol tinggi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri (aterosklerosis), membatasi aliran darah, dan meningkatkan risiko serangan jantung serta stroke.
Selain itu, kolesterol tinggi dapat mempengaruhi sensitivitas insulin dan berkontribusi pada diabetes tipe 2.
Dampak Kolesterol Tinggi pada Kondisi Kesehatan Lain
Kolesterol tinggi bisa memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada. Misalnya, individu dengan hipertensi berisiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung jika mereka juga memiliki kolesterol tinggi.
Baca Juga: Tips Sehat Nikmati Gorengan tanpa Khawatir Kolesterol
Begitu pula, penderita diabetes yang memiliki kadar kolesterol tinggi lebih rentan terhadap komplikasi seperti serangan jantung dan stroke.
Upaya Kesadaran Publik tentang Bahayanya Kolesterol Tinggi
Penting untuk meningkatkan kesadaran publik tentang bahaya kolesterol tinggi untuk mencegah masalah kesehatan serius.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:
1. Program Edukasi: Menyelenggarakan lokakarya dan seminar untuk mendidik masyarakat mengenai risiko kolesterol tinggi dan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin.
2. Kampanye Media: Memanfaatkan media sosial, televisi, dan radio untuk menyebarluaskan informasi tentang gejala dan risiko kolesterol tinggi.
3. Pemeriksaan Kesehatan Komunitas: Menyediakan pemeriksaan kolesterol gratis di pusat komunitas, sekolah, dan tempat kerja untuk mendorong orang memantau kadar kolesterol mereka.
4. Promosi Gaya Hidup Sehat: Mendorong kebiasaan makan sehat, olahraga teratur, dan berhenti merokok sebagai cara efektif mengelola kadar kolesterol.
5. Kolaborasi dengan Penyedia Layanan Kesehatan: Bekerja sama dengan dokter, perawat, dan profesional kesehatan lain untuk memberikan sumber daya dan dukungan bagi mereka yang berisiko tinggi.
Dengan mengenali tanda-tanda kolesterol tinggi dan mengambil langkah proaktif, kita dapat mengurangi risiko komplikasi kesehatan serius dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Jangan abaikan gejalanya dan ambil tindakan sebelum terlambat!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline, Mayoclinic