Rabu, 06 NOVEMBER 2024 • 14:00 WIB

WHO Berencana Lakukan Evakuasi Medis Skala Besar ke Gaza Minggu Ini

Author

Petugas medis mengevakuasi korban luka dan pasien kanker dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia di Jalur Gaza utara ke rumah sakit al-Shifa di Kota Gaza, 28 Oktober 2024. (channelnewsasia.com)

INDOZONE.ID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pada Selasa (5/11/2024), bahwa mereka berencana melakukan evakuasi medis besar-besaran dari Gaza pada minggu ini.

Dengan lebih dari 100 pasien yang mengalami cedera parah dan sakit serius dijadwalkan untuk meninggalkan wilayah yang hancur akibat konflik tersebut.

WHO menyatakan bahwa mereka akan bekerja sama dengan mitra-mitranya untuk mengevakuasi hingga 113 pasien pada Rabu, dengan sebagian besar akan diterbangkan ke Uni Emirat Arab (UEA) dan beberapa lainnya ke Rumania untuk perawatan medis lebih lanjut.

Jika evakuasi ini berhasil, maka ini akan menjadi yang terbesar sejak Oktober 2023, berdasarkan data dari badan kesehatan PBB.

Baca Juga: WHO: Tahap Akhir Vaksinasi Polio di Gaza Utara Ditunda Karena Serangan Bom Israel

Rik Peeperkorn, perwakilan WHO di Palestina, menyatakan bahwa ia optimistis evakuasi ini akan berlangsung sesuai rencana.

Saat ini, pihak WHO tengah berupaya memindahkan pasien dari berbagai rumah sakit di Gaza menuju Rumah Sakit Eropa Gaza yang terletak dekat Khan Yunis, di bagian selatan wilayah tersebut.

Para pasien ini akan dipindahkan ke pos perbatasan Kerem Shalom pada pagi hari Rabu dan kemudian diterbangkan ke UEA dan Rumania.

Peeperkorn memberikan pernyataan tersebut melalui video yang disiarkan kepada para wartawan di Jenewa, sementara dirinya berada di Gaza.

Para pasien yang tercatat untuk evakuasi ini merupakan bagian dari sekitar 14.000 orang yang tengah menunggu untuk mendapatkan evakuasi medis dari Gaza.

Sebagian besar dari mereka mengalami cedera traumatis akibat perang, sementara yang lainnya menderita penyakit serius seperti kanker.

Sejak perang pecah akibat serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober 2023, kurang dari 5.000 orang telah mendapatkan izin untuk dievakuasi secara medis dari Gaza.

Hanya 282 orang yang berhasil meninggalkan wilayah tersebut setelah Israel menutup pos perbatasan Rafah pada awal Mei. Sekitar sepertiganya adalah anak-anak.

Peeperkorn juga mengungkapkan keprihatinannya terkait akses evakuasi medis yang tidak teratur dan bersifat sementara dari Gaza.

Baca Juga: Penyakit Kolera Dikonfirmasi di Lebanon, WHO: Risiko Penyebaran Sangat Tinggi

"Apa yang kami butuhkan adalah akses yang konsisten, yang difasilitasi dengan baik dan tidak dibuat berbahaya." ujar Peeperkorn.

"Kami juga membutuhkan koridor medis. Koridor pertama yang kami minta untuk dibuka kembali adalah jalur rujukan tradisional dari Gaza menuju Yerusalem Timur dan Tepi Barat. Koridor kedua yang harus dibuka lagi adalah jalur menuju Mesir, dan mungkin juga ke Yordania," sambungnya.

Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 1.200 orang, mayoritas adalah warga sipil, mengutip angka resmi dari Israel.

Sebagai balasan, serangan Israel telah menyebabkan 43.391 kematian di Gaza, kebanyakan dari mereka juga warga sipil, menurut data yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan Gaza yang dianggap akurat oleh PBB.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Channelnewsasia.com