INDOZONE.ID - Banyak orang dewasa menghadapi masalah kurang tidur yang terus-menerus sepanjang tahun, dan ini dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik serta mental.
Kurangnya waktu tidur dapat meningkatnya risiko berbagai penyakit serius. Namun bagaimana cara mengetahui kurang tidur atau sekedar mengantuk? Ini penjelasannya.
Mengapa Masalah Kurang Tidur Sangat Umum?
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), orang dewasa idealnya membutuhkan tidur selama 7 hingga 9 jam per malam. Namun, sekitar sepertiga orang dewasa di Amerika Serikat tidur kurang dari 7 jam sehari.
Studi menunjukkan bahwa masalah kurang tidur telah meningkat selama beberapa dekade terakhir, sebagian besar karena durasi kerja yang panjang serta penggunaan perangkat teknologi seperti komputer dan ponsel yang menghasilkan cahaya biru. Cahaya ini merangsang otak untuk tetap terjaga, mirip seperti efek sinar matahari.
"Semakin kita terhubung dengan teknologi, semakin besar pula masalah kurang tidur ini," ujar Dr. Charlene Gamaldo, seorang ahli neurologi dari Johns Hopkins University.
Kekurangan tidur tidak hanya terjadi karena kurangnya waktu tidur, tetapi juga kualitas tidur yang terganggu, terutama saat seseorang tidak tidur sesuai dengan jam biologis tubuhnya.
Kondisi medis tertentu, seperti sleep apnea dan insomnia, juga bisa menjadi penyebab kurang tidur yang berkepanjangan.
Baca Juga: Sering Merasa Capek Tetapi Sulit Tidur? Ini Penjelasannya
Mengantuk atau Kurang Tidur? Ini Bedanya
Seringkali sulit membedakan antara sekadar mengantuk dengan kurang tidur tanpa evaluasi medis.
Jika kamu hanya mengantuk biasa, kamu mungkin merasa lelah sepanjang hari atau tertidur di sofa saat menonton TV. Biasanya, rasa kantuk ini akan hilang setelah kamu mendapatkan tidur yang cukup pada malam berikutnya.
Namun, jika kamu mengalami kekurangan tidur yang lebih serius, kebutuhan tidur bisa terasa sangat mendesak dan dapat berdampak besar pada kehidupan sehari-hari.
Kurang tidur yang berkepanjangan bisa mengganggu kemampuan berkonsentrasi dan memori jangka pendek, menurunkan performa kerja, dan membuat kamu mudah tersinggung yang berpotensi memicu konflik dalam hubungan.
Tidur yang tidak memadai juga bisa menyebabkan kantuk di saat-saat yang berisiko, seperti saat mengemudi.
Untuk mengetahui apakah kamu kurang tidur, cobalah perhatikan berapa lama kamu tidur di hari-hari ketika kamu tidak bekerja atau tidak memiliki tanggung jawab lainnya, seperti di akhir pekan.
Jika kamu membutuhkan lebih banyak waktu tidur saat itu, kemungkinan besar kamu kekurangan tidur pada hari-hari biasa.
Solusi untuk Mengatasi Kurang Tidur
Baca Juga: 8 Cara Mengatasi Kebiasaan Tidur Terlalu Malam, Apa Saja?
Cara terbaik untuk mengatasi masalah tidur tergantung pada penyebabnya. Jika kamu mengalami insomnia, terapi perilaku kognitif bisa menjadi solusi efektif.
Bagi mereka yang mengalami sleep apnea, olahraga teratur serta menghindari konsumsi kafein dan alkohol dapat membantu meningkatkan kualitas tidur.
Para ahli umumnya tidak menyarankan penggunaan obat tidur yang dijual bebas karena obat ini hanya menyembunyikan masalah tanpa benar-benar menyelesaikannya.
Obat tidur yang diresepkan dokter dapat membantu mengatasi masalah tidur yang sesekali terjadi, tetapi tidak direkomendasikan untuk penggunaan jangka panjang karena bisa menimbulkan ketergantungan.
Dr. Sarah Lou Clever, seorang internis di Johns Hopkins University, menyarankan untuk mencoba pendekatan alami, seperti mengganti penggunaan ponsel dengan membaca buku sebelum tidur yang dapat membantu menenangkan otak.
Melakukan peregangan ringan atau olahraga ringan juga bisa meningkatkan kualitas dan durasi tidur. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa meditasi juga dapat membantu mengurangi gejala insomnia dan kelelahan.
Demikian beberapa penjelasan mengenai cara mengetahui kurang tidur atau sekedar mengantuk. Tidur yang cukup adalah hal yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran.
Dengan memahami tanda-tanda kurang tidur serta cara membedakannya dari rasa kantuk biasa, kita bisa lebih memperhatikan kualitas tidur dan berupaya untuk tidur dalam jumlah yang cukup.
Jika kamu merasa terus-menerus lelah, cobalah memperbaiki kebiasaan tidur anda atau berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan solusi yang tepat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cnalifestyle.channelnewsasia.com