Jumat, 22 NOVEMBER 2024 • 14:30 WIB

Waspada! Gerd Bisa Jadi Awal Risiko Munculnya Barrett's Esophagus

Author

Ilustrasi Barrett's Esophagus

INDOZONE.ID - Meskipun GERD sering dianggap sebagai masalah pencernaan ringan, tapi dalam jangka panjang kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi serius, salah satunya adalah Barrett's Esophagus.

Barrett's Esophagus adalah suatu kondisi di mana lapisan datar berwarna merah muda pada saluran kerongkongan, yang menghubungkan mulut ke lambung rusak akibat refluks asam, yang menjadi penyebab lapisan tersebut menebal dan menjadi merah.

Awal mulanya penyakit refluks gastroesofagus (GERD) muncul adalah rusaknya sfingter esofagus bagian bawah (LES), yang menjadi penyebab kerusakan asam dan kimia pada esofagus.

Baca Juga: Mengenal Refluks Asam Lambung (GERD): Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatannya

Barrett's Esophagus ini sering dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena kanker esofagus.

Meskipun risikonya kecil, namun penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dengan pencitraan yang cermat dan biopsi kerongkongan yang ekstensif, untuk memeriksa apakah ada sel prankanker atau tidak.

Jika sel-sel prakanker ditemukan, bisa langsung diobati untuk mencegahnya kanker esofagus.

Gejala Barrett's Esophagus

Gejala Barrett's Esophagus

Barrett's Esophagus tidak memiliki gejala apa pun. Namun, karena banyaknya orang menderita penyakit tersebut berawal dari GERD, biasanya mereka akan sering mengalami sakit maag.

Salah satu gejala yang bisa dikenali saat mengalami GERD, bisa dilihat di bawah ini:

  1. Nyeri Dada
  2. Muntah darah atau muntahan menyerupai bubuk kopi
  3. Kesulitan menelan
  4. Buang air besar berwarna hitam, lembek, atau berdarah

Faktor Risiko Barrett's Esophagus

Faktor Risiko Barrett's Esophagus

Menurut keterangan Harry Aslanian, MD, seorang ahli gastroenterologi di Rumah Sakit Kanker Smilow dan profesor Kedokteran di Fakultas Kedokteran Yale, tidak semua pasien GERD akan mengalami Barrett's Esophagus, dan sebagian besar kasus ini tidak berkembang ke tahap prakanker.

Sedangkan berdasarkan studi yang diterbitkan oleh American Gastroenterological Association menemukan bahwa pada 2012 hingga 2019, tingkat Barrett's Esophagus ini meningkat hingga 50 persen pada orang dewasa yang berusia 45 hingga 64 tahun.

Faktor risikonya seperti berikut:

  1. Riwayat keluarga dengan penyakit Barrett's esophagus atau kanker esofagus
  2. GERD kronis
  3. Kelebihan berat badan
  4. Konsumsi alkohol
  5. Merokok
  6. Berusia di atas 50 tahun

Penyebab Munculnya Barrett's Esophagus

Penyebab Munculnya Barrett's Esophagus

Hingga saat ini penyebab dari Barrett's Esophagus belum diketahui. Namun kondisi ini bisa dilihat pada penderita GERD.

Munculnya GERD, ketika sel-sel bagian bawah kerongkongan tidak bekerja dengan baik.

Otot yang melemah tak akan mencegah makanan dan asam lambung naik kembali ke kerongkongan.

Barrett's Esophagus dapat berkembang tanpa GERD, tetapi pasien dengan GERD 3-5 kali lebih mungkin mengalami Barrett's Esophagus.

Sekitar 5-10 persen orang dengan GERD mengalami Barrett's Esophagus.

Kondisi ini memengaruhi pria hampir 2 kali lebih sering daripada wanita, dan biasanya didiagnosis setelah usia 55 tahun.

Baca Juga: Cara Mengatasi dan Mengobati Penyakit GERD secara Alami dan Mudah

Pengobatan Barrett's Esophagus

Pengobatan Barrett's Esophagus

Pengobatan untuk penyakit satu ini tergantung pada tingkat pertumbuhan sel abnormal di kerongkongan dan kesehatan pasien secara keseluruhan.

1. Tidak Menunjukkan Adanya Displasia

Dokter Anda mungkin merekomendasikan hal berikut:

  • Endoskopi rutin untuk memantau sel-sel di Esophagus.
  • Jika biopsi tidak menunjukkan displasia, pasien menjalani endoskopi lanjutan setelah 1 tahun, jika tidak ada perubahan, lakukan kembali 3 hingga 5 tahun.
  • Pengobatan penyakit refluks gastroesofageal (GERD)
  • Perubahan pengobatan dan gaya hidup dapat mengurangi tanda dan gejala.
  • Prosedur bedah atau endoskopi untuk memperbaiki hernia hiatus atau mengencangkan LES, yang mengontrol aliran asam lambung, bisa menjadi pilihan.

2. Diplasia Tingkat Rendah 

Untuk displasia ringan, dokter Anda mungkin merekomendasikan endoskopi ulang setiap 6 bulan dan tes lanjutan tambahan setiap 6 hingga 12 bulan.

Mengingat risiko kanker Esophagus, pengobatan mungkin disarankan jika diagnosis sudah pasti.

Perlakuan yang diutamakan adalah:

  • Reseksi endoskopi: Menggunakan endoskopi untuk mengangkat sel yang rusak dan mendeteksi displasia atau kanker.
  • Ablasi Frekuensi Radio: Menggunakan panas untuk menghilangkan jaringan Esophagus yang abnormal.
  • Cryotherapy: Menggunakan endoskopi untuk mengoleskan cairan atau gas dingin ke sel abnormal di Esophagus. Hangatkan sel lalu bekukan kembali. 

3. Displasia Tingkat Tinggi

Displasia tingkat tinggi umumnya dianggap sebagai awal dari kanker Esophagus.

Dokter Anda mungkin merekomendasikan reseksi endoskopi, ablasi frekuensi radio, atau cryotherapy.

Pilihan lainnya adalah operasi untuk mengangkat bagian Esophagus yang rusak dan menempelkan sisanya ke lambung.

Penulis: Hilwah Nur Puspitawati

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Mayo Clinic, Yale New Haven Hospital

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir