Selasa, 28 JANUARI 2025 • 12:30 WIB

Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Diare Pada Bayi

Author

Ilustrasi bayi yang mengalami diare

INDOZONE.ID - Diare merupakan penyakit paling umum yang dialami oleh bayi. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasinya.

Berikut akan dijelaskan mengenai penyebab dan cara mengatasi diare yang sangat umum dialami oleh bayi.

Baca Juga: Mengenal Diet BRAT, Pola Makan untuk Atasi Diare dengan Cepat

Apa Itu Diare pada Bayi?

Diare adalah kondisi yang menyebabkan bayi sering buang air besar encer. Beberapa hal seperti penyakit dan kepekaan terhadap makanan, dapat menyebabkan diare terjadi.

Virus atau bakteri, biasanya menyebabkan diare melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Diare pada bayi dapat terlihat berbeda dari buang air besar biasa. Diare seringkali lebih encer dan warnanya dapat bervariasi dari kuning hingga hijau. Konsistensinya mungkin lebih encer dan lebih cair dari biasanya.

Selain itu, hal ini bisa lebih sering terjadi daripada pola yang biasa terjadi pada bayi.

Perhatikan perubahan apapun pada isi popok bayi kamu, serta tanda-tanda ketidaknyamanan, iritasi, atau dehidrasi.

Diare bayi dapat terjadi dalam berbagai kondisi:

  • Diare ringan: Ketika bayi buang air besar tiga hingga lima kali sehari.
  • Diare sedang: Bila ada sekitar enam sampai sembilan kali buang air besar sepanjang hari.
  • Diare parah: Bila bayi kamu buang air besar lebih dari sepuluh kali sehari.

Jika bayi mengalami diare, kamu harus mengetahui penyebab dan menghindari hal itu. Simak apa saja penyebab diare pada bayi dan bagaimana cara untuk mengatasinya.

Penyebab dan Cara Mengatasi Diare pada Bayi

Penyebab Diare pada Bayi

Beberapa kondisi dapat memicu diare pada bayi. Berikut hal paling umum yang menjadi penyebabnya:

  1. Infeksi: Bakteri, virus, atau parasit dapat menyebabkan diare pada bayi. Kondisi ini dapat terjadi saat bayi menyentuh benda yang tidak bersih atau terkena kuman dan memasukkan tangannya ke dalam mulut.
  2. Alergi: Bayi juga dapat mengalami reaksi alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu. Bayi kamu bahkan mungkin tidak toleran terhadap laktosa.
  3. Keracunan: Bayi kadang-kadang dapat keracunan oleh bahan kimia, pewarna buatan, atau pengobatan keras.

Bayi bereaksi dan pulih dengan kecepatan yang berbeda-beda. Sebagian besar anak mengalami diare parah selama sekitar satu atau dua hari dan kemudian mulai membaik.

Namun, diare dapat berlanjut selama sekitar seminggu tergantung kondisi bayi itu sendiri.

Kebanyakan anak mulai buang air besar secara normal tanpa pengobatan apa pun. Dokter umumnya menghindari pemberian obat kecuali jika diperlukan.

Namun, dalam beberapa kasus, dokter kamu mungkin menyarankan:

  • Antibiotik untuk infeksi virus dan bakteri
  • Infus untuk bayi yang mengalami diare parah dan sangat dehidrasi
  • Memberikan makanan hambar dan setengah lunak kepada anak yang makan makanan padat
  • Perubahan pola makan bagi ibu yang sedang menyusui untuk mencegah pemicu lebih lanjut

Baca Juga: 6 Minuman untuk Mengatasi Diare pada Anak dan Dewasa, Ampuh!

Cara Mengatasi Diare pada Bayi

Ilustrasi menyusui bayi.

Penyebab, gejala, dan pengobatan diare pada bayi dapat membantu memberikan gambaran tentang cara merawatnya.

Berikut beberapa tips untuk membantu kamu mengatasi diare pada bayi di rumah:

1. Gunakan Cairan selain Air Putih: Meskipun air putih baik untuk membantu rehidrasi, cairan seperti oralit akan membantu menggantikan elektrolit yang hilang. Jika memungkinkan, tingkatkan frekuensi menyusui, meskipun itu berarti harus lebih sering mengganti popok.

2. Hindari Jus: Meskipun cairan ini bermanfaat, jus mengandung gula yang dapat memperburuk kondisi diare.

3. Ganti Popok secara Teratur: Saat diare, bayi lebih rentan terhadap ruam popok. Pastikan untuk sering mengganti popok dan gunakan krim pelindung atau petroleum jelly di antara setiap pergantian popok. Keringkan area pantat bayi dengan lembut sebelum mengganti popok.

4. Tenangkan Bayi: Membersihkan bayi terlalu sering dapat menyebabkan iritasi kulit. Diare cair yang berwarna kuning pada bayi sering kali bersifat asam, sehingga dapat memperparah iritasi. Biarkan udara mengalir di area tersebut dengan membiarkan bayi tanpa popok di antara pergantian popok.

5. Sterilisasi Peralatan: Jika kamu menyusui, teruskan karena ini sangat disarankan saat bayi mengalami diare. Untuk bayi yang menggunakan botol susu, pastikan semua botol disterilkan selama setidaknya 10 menit sebelum digunakan.

6. Jaga Kebersihan: Saat bayi mengalami diare, risiko infeksi meningkat. Sering-seringlah membersihkan tangan bayi, dan pastikan kamu mencuci tangan sebelum memegang, menyusui, atau mengganti popok bayi.

Diare pada bayi jarang berbahaya dan dapat ditangani dengan baik di rumah hanya dengan mengetahui penyebab dan cara mengatasinya.

Jadi, jangan terlalu khawatir, dan pastikan kamu menjaga lingkungan rumah yang higienis dan bersih.

Konsultasikan dengan dokter jika kondisi semakin memburuk dan tak kunjung reda.

Penulis: Eliani Kusnedi

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Asiaone.com