INDOZONE.ID - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menghimbau bahwa dunia tengah menghadapi tripledemic, yakni bersirkulasinya virus RSV, COVID-19, dan influenza secara bersamaan.
Tripledemic telah menyebabkan 8,7 juta infeksi secara global, dengan RSV menjadi ancaman yang serius bagi lansia dan penderita penyakit kronis seperti jantung dan diabetes.
Selain bisa mengancam kesehatan, tripledemic juga bisa berdampak membebani ekonomi nasional.
Karena biaya pengobatan infeksi pernapasan sangat berat bisa mencapai Rp70-200 juta per pasien, terutama buat yang membutuhkan ICU.
Baca Juga: China Tingkatkan Pemantauan Penyakit Pernapasan Baru yang Belum Dikenal, Covid Jilid 2?
Pada tahun 2023, BPJS telah menghabiskan Rp8,7 triliun untuk penyakit pneumonia dan Rp5,2 triliun untuk tuberkulosis.
Dengan itu, Kemenkes RI menegaskan betapa pentingnya pecegahan sejak dini, terutama bagi kelompok berisiko tinggi.
Melalui platform Satu Sehat, masyarakat bisa mengakses informasi terkait penyakit menular dan langkah preventif untuk mengurangi dampaknya.
Mungkin kamu pernah mendengar istilah "tripledemik" di berita atau dari dokter. Istilah ini merujuk pada kondisi ketika tiga virus berbeda menyebar pada saat bersamaan: COVID-19, flu, dan RSV.
Ketiga virus ini bisa menyebabkan gejala yang sama, seperti batuk, demam, dan pilek, namun bisa juga memiliki dampak yang berbeda pada kesehatan kamu.
Simak berikut ini untuk mengetahui masing-masing dari virus ini, bagaimana penularannya, dan bagaimana kamu bisa melindungi diri sendiri dan keluarga supaya tidak jatuh sakit:
COVID-19 merupakan virus baru yang pertama kali terdeteksi pada akhir 2019 dan telah berkembang menjadi pandemi global.
Virus ini bisa menginfeksi siapa saja, namun individu dengan risiko lebih tinggi, seperti lansia, orang dengan kondisi medis tertentu, dan mereka yang belum mendapatkan vaksin lengkap, lebih rentan mengalami gejala berat atau komplikasi.
Beberapa gejala yang umum terjadi akibat COVID-19 termasuk hilangnya indra pengecap atau penciuman, sesak napas, kelelahan, dan sakit kepala. Ada juga orang yang tidak menunjukkan gejala sama sekali, meskipun mereka masih bisa menularkan virus kepada orang lain.
Selain itu, COVID-19 bisa menimbulkan dampak jangka panjang, seperti gangguan jantung, kerusakan paru-paru, atau masalah kesehatan mental, bahkan bagi mereka yang mengalami gejala ringan.
Baca Juga: Mengenal HMPV, Virus Baru dari China yang Serang Pernapasan
COVID-19 terutama menyebar melalui tetesan udara yang terlepas saat batuk, bersin, atau berbicara. Kamu juga bisa terinfeksi virus ini dengan menyentuh benda atau permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah kamu.
Untuk mengurangi risiko penularan, langkah terbaik adalah mendapatkan vaksinasi segera. Vaksin terbukti aman dan efektif dalam mengurangi kemungkinan sakit parah, rawat inap, atau kematian akibat COVID-19.
Selain itu, tetap kenakan masker, jaga jarak sosial, dan sering cuci tangan, terutama ketika berada di ruang publik atau berinteraksi dengan orang yang bukan bagian dari rumah tangga kamu.
Flu merupakan infeksi virus yang sering terjadi setiap tahun, terutama selama musim gugur dan dingin.
Meskipun bisa menyerang siapa saja, beberapa kelompok lebih berisiko mengalami komplikasi serius, seperti pneumonia, bronkitis, atau infeksi sinus, terutama anak-anak, ibu hamil, lansia, dan individu dengan kondisi medis kronis.
Gejala flu meliputi demam, menggigil, nyeri otot, sakit tenggorokan, dan batuk. Selain itu, flu bisa memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada, seperti asma, diabetes, atau penyakit jantung.
Flu menyebar melalui cara yang mirip dengan COVID-19, yaitu melalui tetesan pernapasan atau permukaan yang terkontaminasi.
Salah satu langkah pencegahan terbaik adalah dengan mendapatkan vaksin flu tahunan. Vaksin flu terbukti aman dan efektif dalam melindungi tubuh dari jenis flu yang sering beredar.
Selain itu, penting untuk tetap mengikuti protokol kesehatan yang sama seperti untuk COVID-19, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Kalau kamu mengalami gejala flu, sebaiknya tetap di rumah, cukup istirahat, minum banyak cairan, dan konsumsi obat bebas untuk mengurangi gejala.
RSV (Respiratory Syncytial Virus) merupakan virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan, terutama pada bayi dan anak kecil.
Virus ini juga bisa memengaruhi orang dewasa, terutama mereka yang lebih tua atau yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Gejala RSV meliputi mengi, kesulitan bernapas, pilek, dan demam. Dalam beberapa kasus, RSV bisa menyebabkan komplikasi serius seperti bronkiolitis, yaitu peradangan pada saluran udara kecil di paru-paru, atau pneumonia, yaitu infeksi paru-paru.
Baca Juga: Benarkah Pelukan Bisa Tingkatkan Imunitas dan Lawan Flu? Begini Penjelasannya
RSV menyebar melalui tetesan pernapasan atau kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. Saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk RSV, sehingga pencegahan terbaik adalah dengan menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit, terutama jika ada bayi atau individu berisiko tinggi di sekitar kamu.
Selain itu, penting untuk sering mencuci tangan, membersihkan benda yang sering disentuh, dan menutup mulut saat batuk atau bersin.
Kalau kamu atau anak kamu menunjukkan gejala RSV, segeralah konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran lebih lanjut.
Perawatan seperti menggunakan pelembap udara, tetes hidung saline, atau alat penghisap bisa membantu meredakan gejala.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Coventrydoctors.com, Instagram @pandemictalks