INDOZONE.ID - Eritritol, salah satu pemanis buatan yang sering digunakan dalam produk bebas gula. Kini, eritritol menjadi sorotan setelah sejumlah studi mengaitkannya dengan risiko gangguan kesehatan pembuluh darah, termasuk penggumpalan darah, penyakit jantung, dan stroke.
Penelitian terbaru yang dikutip dari Medical News Today, bahkan menunjukkan, konsumsi eritritol dalam satu porsi minuman manis rendah kalori, berpotensi membahayakan kesehatan otak dan pembuluh darah.
Risiko di Balik Eritritol
Eritritol adalah alkohol gula yang umum ditemukan dalam produk-produk seperti permen karet bebas gula, minuman energi, dan camilan rendah karbohidrat.
Sejak disetujui sebagai aditif makanan di Amerika Serikat pada 2001, pemanis ini dikenal sebagai alternatif sehat bagi orang yang ingin mengurangi asupan gula atau menjaga kadar gula darah.
Namun, para ahli kini menyoroti kemungkinan dampak buruk eritritol terhadap kesehatan. Penelitian terbaru yang dipresentasikan pada pertemuan American Physiology Summit 2025 di Baltimore mengungkapkan, eritritol dapat meningkatkan stres oksidatif dan mengurangi produksi nitrit-oksida pada sel-sel pembuluh darah otak.
Hal ini diyakini dapat mengganggu aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah seperti stroke.
Baca Juga: Sucralose, Pemanis Buatan yang Diduga Memicu Rasa Lapar dan Berat Badan Naik
Studi Laboratorium: Eritritol Tingkatkan Stres Oksidatif
Peneliti dari University of Colorado Boulder mengekspos sel pembuluh darah otak manusia, ke dalam larutan eritritol yang setara dengan kandungan dalam satu kaleng minuman ringan manis (sekitar 30 gram).
Hasilnya, sel yang terpapar eritritol menunjukkan peningkatan hampir 100 persen dalam produksi radikal bebas atau reactive oxygen species (ROS), dibandingkan sel yang tidak terpapar.
Sel juga menunjukkan peningkatan dua enzim antioksidan, yang menandakan, mereka sedang menghadapi tekanan oksidatif tinggi. Selain itu, produksi nitrit oksida—molekul penting karena membantu pembuluh darah mengembang—juga menurun pada sel yang terpapar eritritol.
Ahli Gizi dan Dokter Peneliti dari RUSH University, Dr. Thomas M. Holland, menjelaskan, berkurangnya nitrit oksida dapat mengganggu fungsi pembuluh darah dan berpotensi menyebabkan kerusakan neurovaskular.
Ia juga menambahkan, ROS yang meningkat dapat merusak jaringan saraf dan berkontribusi terhadap penurunan fungsi kognitif.
Dampak pada Kesehatan Jangka Panjang
Penurunan produksi nitrit oksida dan meningkatnya stres oksidatif merupakan dua indikator awal yang sering terlihat pada penyakit vaskular seperti trombosis dan stroke.
Meski penelitian ini dilakukan di laboratorium, hasilnya sejalan dengan pengamatan klinis sebelumnya yang mengaitkan eritritol dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular.
“Studi ini menantang anggapan bahwa eritritol adalah pemanis yang sepenuhnya aman,” ujar Dr. Holland.
Ia menekankan, pentingnya konsumsi secara bijak, terutama bagi individu dengan risiko penyakit pembuluh darah atau masalah kognitif.
Baca Juga: 4 Jenis Pemanis Buatan yang Sering Ditemui di Minuman dan Makanan Kemasan
Batasi Eritritol, Pilih Alternatif Lebih Aman
Auburn Berry, peneliti utama studi ini, menyarankan masyarakat untuk lebih sadar akan asupan eritritol harian mereka.
“Pemanis nonkalori seperti eritritol bisa saja memiliki dampak negatif bagi kesehatan,” ujarnya.
Alih-alih menggunakan eritritol atau pemanis buatan lainnya, para ahli menyarankan untuk memilih opsi alami seperti madu atau sirup kurma dalam jumlah terbatas.
Untuk pemanis nonkalori, stevia dan ekstrak buah monk dinilai sebagai alternatif yang lebih aman. Sebab, tidak menunjukkan efek buruk serupa terhadap stres oksidatif atau kesehatan pembuluh darah.
Namun, pendekatan terbaik menurut para ahli adalah, mengurangi ketergantungan terhadap pemanis secara keseluruhan, dan memperbanyak konsumsi makanan utuh (whole foods). Hal itu demi menjaga kesehatan otak dan sistem vaskular dalam jangka panjang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Medical News Today