Kategori Berita
Media Network
Minggu, 15 JUNI 2025 • 12:08 WIB

Warisan Tak Lekang Zaman: Singojuruh Rawat Tradisi Lewat Kirab Budaya

Ruwat Rawat Singomanjuruh (sumber: Humas Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kab. Banyuwangi)

INDOZONE.ID - Kirab Budaya "Ruwat Rawat Singomanjuruh" kembali sukses mengguncang Desa Singojuruh, Banyuwangi, dengan semangat lokal yang terasa sampai ke akar rumput. Digelar pada Sabtu, 14 Juni 2025, acara ini jadi bukti nyata bagaimana warga desa nggak main-main dalam menjaga warisan budaya, khususnya angklung caruk, alat musik khas yang udah jadi identitas wilayah pasinan sejak era 1940-an. Sepanjang dua kilometer rute kirab, mulai dari Kantor Desa Singojuruh sampai Dusun Kemiren, ribuan orang berkumpul menikmati parade budaya yang disajikan sembilan dusun dengan gaya masing-masing. Tiap dusun tampil all out dengan tema lokal yang kuat, dari ritual Labuh Nggampung yang penuh makna spiritual, Ketahanan Pangan sebagai pesan kemandirian, sampai Selamatan Watu Dakon yang sarat sejarah.

Baca juga: Makna Prosesi Siraman dalam Adat Jawa di Pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise, Selalu Bikin Haru

Menurut ketua panitia Adlin Mustika Alam, “Sejak tahun 1940-an, masyarakat Singojuruh, khususnya di wilayah pasinan, sudah akrab dengan seni angklung caruk. Kami bersama masyarakat ingin terus mengangkat potensi dan identitas ini melalui berbagai pertunjukan, salah satunya kirab budaya hari ini.” 

Dukungan dari pemerintah daerah juga makin memperkuat posisi acara ini sebagai bagian penting dari kebangkitan budaya Banyuwangi. Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Taufik Rohman, bahkan menyebut Desa Singojuruh layak menyandang predikat sebagai desa tematik Bumi Angklung. Ia berharap angklung caruk bisa kembali jadi primadona, kayak zaman dulu saat setiap hajatan pasti diiringi suara angklung yang khas.

"Tidak salah jika Desa Singojuruh ditetapkan sebagai desa tematik Bumi Angklung. Tantangan ke depan adalah bagaimana Angklung Banyuwangi ini kembali berjaya dan dapat dinikmati di berbagai daerah, seperti dahulu kala saat setiap orang yang punya hajat selalu menghadirkan Angklung Caruk," ungkap Taufik.

Baca juga: Guru dan Siswa Tampilkan Budaya Indonesia di World Expo 2025 Osaka

Kirab budaya ini bukan cuma soal pawai seni, tapi juga soal identitas, warisan, dan peluang masa depan. Di tengah gempuran budaya instan dan hiburan digital, acara seperti ini ngingetin kita kalau akar budaya itu penting buat dijaga. Bukan karena nostalgia semata, tapi karena di sanalah letak kekuatan asli kita. Dari desa kecil di Banyuwangi, tradisi dan kreativitas bisa jadi magnet wisata dan kebanggaan nasional. Dan siapa tahu, dari panggung sederhana kirab ini, angklung caruk bisa bersuara lagi, bukan cuma di kampung halaman, tapi sampai ke panggung dunia.


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Humas Dinas Kebudayaann& Pariwisata Kab. Banyuwangi

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Warisan Tak Lekang Zaman: Singojuruh Rawat Tradisi Lewat Kirab Budaya

Link berhasil disalin!