Sabtu, 02 DESEMBER 2023 • 18:57 WIB

Mengenal Istilah ‘Smiling Depression’, Benarkah Bikin Risiko Bunuh Diri Semakin Tinggi?

Author

Ilustrasi depresi

INDOZONE.ID - Pada umumnya, senyuman merupakan salah satu cara seorang manusia untuk menunjukkan rasa bahagia, suka dan kelegaan yang dialaminya.

Namun, tak sedikit pula yang menggunakan senyuman untuk menutupi kepedihan dan/atau kesulitan yang tengah dihadapinya.

Mereka yang melakukan hal ini biasanya tak ingin dipandang lemah oleh orang lain, hingga pada akhirnya menjadikan senyum sebagai tameng untuk melindungi diri mereka.

Baca Juga: 5 Langkah Cegah Demam Berdarah, Penyakit yang Kerap Muncul di Musim Penghujan

Smiling depression adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kondisi ini. Smiling depression bukan termasuk dalam diagnosis medis.

Akan tetapi, istilah ini merupakan satu istilah yang digunakan oleh para ahli kesehatan mental untuk menggambarkan kondisi seseorang yang menderita gangguan depresi namun berusaha menyembunyikan depresi tersebut dari orang lain.

Biasanya, kehidupan yang mereka perlihatkan pada publik akan terlihat normal atau bahkan sempurna bagi sebagian orang. Meskipun pada kenyataannya mereka sedang berjuang melawan depresi itu dalam kesendirian.

Baca Juga: Keren! Coldplay Sumbangkan Merchandise Resmi untuk Pasien Anak di RSIA Bunda Jakarta

Gejala-Gejala Depresi

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mengestimasi hampir 265 juta orang di dunia ini mengalami depresi.

Seseorang dengan smiling depression sangat mungkin mengalami gejala standar depresi seperti kesedihan yang mendalam, merasa rendah diri serta perubahan dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa gejala dapat ditemukan dengan mudah, sementara gejala lainnya akan sulit terlihat karena dirahasiakan oleh penderita depresi tersebut.

Baca Juga: Hari AIDS Sedunia, Simak 4 Upaya Pencegahan yang Bisa Kamu Lakukan, Jangan Gonta-ganti Pasangan!

Penderita depresi dengan smiling depression akan berusaha sangat keras untuk menyembunyikan gejala-gejala yang sedang mereka rasakan.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari gejala-gejala yang kurang terlihat, seperti perubahan kebiasaan, kelelahan ekstrim hingga hilangnya minat pada hal-hal yang dulu mereka sukai.

Berikut daftar gejala depresi yang perlu diperhatikan.

  • Perubahan nafsu makan atau berat badan
  • Kelelahan yang ekstrim
  • Mood swings ekstrim
  • Perasaan cemas dan khawatir yang berlebihan
  • Muncul pikiran soal kematian atau bunuh diri
  • Menghindari interaksi sosial
  • Kesulitan dalam berkonsentrasi atau membuat keputusan
  • Perubahan pola tidur
  • Muncul perasaan putus asa, rasa bersalah dan tidak berharga
  • Kehilangan minat pada aktivitas-aktivitas yang sebelumnya digemari

Terlepas dari gejala-gejala tersebut, seseorang dengan smiling depression biasanya cenderung masih dapat melakukan aktivitas selayaknya kebanyakan orang.

Baca Juga: Pemerintah Didorong Edukasi Masyarakat Agar Konsumsi Obat Herbal Lokal yang Sudah Tersetifikasi

Mereka bisa saja terlihat ceria dan optimis menjalani kehidupan. Oleh karena itu, sangat penting untuk membicarakan masalah kesehatan mental secara terbuka. Hal ini bertujuan memberi mereka keberanian untuk lebih terbuka tentang perasaannya.

Jika Depresi, Kenapa Tersenyum?

Bukan lagi jadi rahasia kalau ada banyak orang yang lebih memilih untuk merahasiakan kondisi mentalnya yang sedang tidak baik-baik saja.

Mulai dari ingin melindungi privasi hingga takut dihakimi oleh orang lain, ada banyak alasan mengapa orang menyembunyikan gejala depresi dan mungkin menutupinya dengan terus memasang senyum dan tampir ceria.

Mengutip medicalnewstoday.com, seseorang yang mengalami depresi dan mencoba menyembunyikan biasanya didasari oleh beberapa alasan sebagai berikut.

  • Khawatir dengan apa yang dipikirkan orang lain
  • Takut membebani orang lain
  • Malu dengan kondisi yang sedang dialami
  • Takut kehilangan pekerjaan
  • Berpikir bahwa depresi yang mereka alami akan sembuh dengan sendirinya jika mereka berusaha bahagia
  • Tidak menyadari depresi itu sendiri
  • Tidak tahu cara mendapat bantuan
  • Risiko Bunuh Diri

Baca Juga: Fakta Tentang Kanker Paru-Paru yang Harus Kamu Ketahui! Screening dan Deteksi Dini sudah Ditanggung BPJS

Depresi seringkali membuat penderitanya mulai berpikir soal kematian dan bunuh diri. Namun terkadang, orang dengan depresi klinis kekurangan energi untuk membuat rencana dan menindaklanjuti tindakan bunuh diri tersebut.

Meski siapa pun yang mengalami depresi berisiko melakukan bunuh diri, seseorang dengan smiling depression memiliki risiko bunuh diri yang sangat tinggi.

Orang dengan smiling depression seringkali memiliki energi yang cukup besar untuk melanjutkan pemikirannya untuk bunuh diri. Terlebih lagi, individu dengan smiling depression sering kali tidak diobati. Dan depresi yang tidak diobati mungkin akan bertambah buruk seiring berjalannya waktu dan meningkatkan kemungkinan bunuh diri.

Baca Juga: Mengenal Nyamuk Wolbachia, Inovasi Pembasmi Nyamuk DBD yang Menjanjikan, Pemerintah Kucurkan Rp16 M Untuk Ini?

Perawatan untuk Depresi Tersenyum

Seseorang dengan smiling depression mungkin dapat secara resmi didiagnosis menderita depresi dengan ciri-ciri yang tidak biasa. Hal ini karena perasaan bahagia yang mereka perlihatkan bukanlah ciri khas seseorang yang mengalami depresi.

Namun sama seperti jenis depresi lainnya, smiling depression dapat diobati. Perawatan untuk penderita smiling depression dapat berupa pengobatan, terapi bicara (psychotherapy) , dan perubahan gaya hidup seperti pola makan dan olahraga.

Writer: Nanda Fachreza Lubis

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: