INDOZONE.ID - Kesehatan mental merujuk pada kondisi kesejahteraan psikologis seseorang. Ini mencakup emosi, pikiran, dan perilaku yang bersifat positif, serta kemampuan seseorang untuk mengatasi stres, menjalin hubungan yang sehat, membuat keputusan, dan berkontribusi pada masyarakat.
Kesehatan mental juga mencakup aspek-aspek seperti kepercayaan diri, harga diri, dan kemampuan untuk mengelola emosi.
Masalah kesehatan mental semakin meningkat seiring berjalannya waktu, terutama para remaja atau generasi muda.
Kesimpulan yang sangat mencolok dari laporan ini adalah 20 tahun yang lalu, kelompok usia remaja memiliki kemungkinan menderita atau terkena penyakit mental dengan persentase sangat rendah.
Pertanyaannya adalah mengapa generasi muda memiliki kesehatan mental yang buruk, sehingga mudah terkena penyakit mental?
Untuk menjawab hal tersebut, Fiorentina Sterkaj, Direktur Departemen Ilmu Psikologi, Sekolah Psikologi di East London University, memberikan penjelasan mengenai penyebab generasi muda punya kesehatan mental yang buruk.
"Saya merasa generasi muda saat ini berada di bawah tekanan yang sangat besar untuk berhasil secara akademis, profesional, dan sosial. Saya seorang psikolog yang mempelajari kesehatan mental kaum muda. Tekanan ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti kecemasan terhadap kinerja, ketakutan akan kegagalan, dan stres akademis," ujar Fiorentina Sterkaj, seperti dilansir The Conversation, Minggu (10/3/2024).
Tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini, seperti meningkatnya biaya hidup, perekonomian yang tidak stabil, banyaknya sumber daya manusia (SDM) tetapi kurangnya lapangan pekerjaan sehingga membuat generasi muda sulit mendapatkan pekerjaan, atau bahkan PHK besar-besaran sejak virus COVID-19 melanda di tahun 2020 lalu.
Fiorentina menyebut, hal tersebut akan memperburuk situasi dan kondisi. Efek jangka panjang dari semua kondisi ini dan kurangnya atau bahkan kehilangan pengalaman hidup yang penting selama pandemi juga berkontribusi terhadap permasalahan ini.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Aktivitas 'Me Time' untuk Menjaga Kesehatan Mental yang Optimal
Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh King's College London dan lembaga nirlaba Orygen Institute, sebagian besar masyarakat percaya bahwa generasi muda saat ini menghadapi kesulitan dalam mencari lapangan pekerjaan, atau mendapatkan segala kebutuhan mereka dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Selain itu, media sosial juga menjadi faktor utama menurunnya kesehatan mental pada kalangan generasi muda. Media sosial sangat mempengaruhi sudut pandang setiap orang, terutama bagaimana sebagian pengguna media sosial tidak bijak dalam menggunakan platform-platform tersebut.
Banyaknya postingan atau komentar yang bisa saja menyakiti perasaan pengguna media sosial lain, dan membuat mereka mulai mempertanyakan jati diri mereka. Oleh sebab itu, tidak sedikit orang-orang yang pada akhirnya menciptakan standar kebahagiaan, kesuksesan, kecantikan, dan daya tarik yang tinggi serta tidak realistis. Hal ini mampu menumbuhkan rasa tidak percaya diri pada setiap individu.
Tuntutan akademis dan profesional juga dapat menjadi alasan mengapa generasi muda rentan mengalami stres. Hal ini disebabkan oleh tekanan akademis yang tinggi, persaingan yang sangat ketat dalam dunia pekerjaan, lingkungan pekerjaan yang tidak menyehatkan, kurangnya lapangan pekerjaan dibandingkan dengan banyaknya generasi muda setiap tahunnya yang berusaha mendapatkan pekerjaan, serta harapan untuk berhasil dalam dunia karir dapat menciptakan stres yang signifikan.
Kesadaran Kesehatan Mental
Menurut survei yang dilakukan oleh King's College dan Orygen Institute, 47 persen responden percaya bahwa masalah kesehatan mental pernah menjadi hal yang umum terjadi di kalangan remaja, namun tidak mereka sadari. Meningkatnya kesadaran kesehatan mental telah memberdayakan generasi muda untuk mencari bantuan dan menyuarakan perjuangan mereka.
Namun, membicarakan tentang kesehatan mental telah menciptakan tekanan untuk menemukan cara agar menjadi sehat dan tangguh secara mental, dan seseorang secara individu bertanggung jawab atas kesejahteraan mentalnya sendiri.
Tekanan ini mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi kaum muda yang sedang berjuang menghadapi keadaan sulit dan masalah kesehatan mental terkait, sehingga menimbulkan perasaan malu dan menyalahkan diri sendiri.
Kaum muda yang menghadapi situasi yang cukup sulit dan masalah kesehatan mental yang terkait satu dengan yang lainnya, mungkin mereka merasa sangat tertekan, yang dapat membuat mereka merasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi dalam hidup mereka.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu berbeda, dan pengalaman kesehatan mental dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang berbeda. Upaya untuk memahami dan mendukung kesehatan mental generasi muda melibatkan pendekatan holistik dan berbagai pihak, termasuk keluarga, pendidik, dan masyarakat secara keseluruhan.
Selain itu, akan jauh lebih baik jika mereka menyadari bahwa kesehatan mental terganggu dan segera pergi untuk menemui psikolog atau psikiater secepatnya untuk mendapatkan terapi atau obat-obatan jika memang diperlakukan.
Writer: Putri Octavia Saragih
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Conversation