Jangan Lakukan Hal Ini Kepada Seseorang yang Mengidap Depresi: Kenali Gejalanya dan Tunjukkan Empati
INDOZONE.ID - Hingga saat ini, penyakit atau gangguan depresi dialami lebih dari 280 juta orang di seluruh dunia. Meskipun depresi merupakan hal yang sering kita dengar, namun hal ini masih sangat tabu di lingkungan masyarakat. Kurangnya edukasi dan penyuluhan tentang pentingnya kesehatan mental yang menyebabkan penyakit mental sering kali dianggap sepele dan tidak penting.
Meskipun depresi dapat menyerang siapa saja, tidak selalu mudah untuk mengidentifikasi gejala depresi pada teman atau anggota keluarga kita.
Hal ini terjadi karena sebagian besar dari mereka lebih memilih untuk menyembunyikan gejala-gejala depresi yang mereka rasakan daripada mencoba untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan.
Gejala Umum Pengidap Depresi
Lalu, apa saja gejala-gejala umum saat seseorang mengidap depresi? Mari kita simak gejala-gejela gangguan depresi menurut Dr. Brenda Y. Camacho, seorang staf Psikiater di Talkiatry.
Baca Juga: Penting! Penelitian Ungkap Mengurangi Penggunaan Sosmed Jadi 30 Menit Sehari Bisa Cegah Depresi
1. Menarik diri dan tidak ingin bersosialisasi
Menarik diri dan hilangnya keinginan untuk bersosilisasi dengan lingkungan sekitar merupakan salah satu gejala umum terhadap seseorang yang mengalami depresi.
Jika kita memiliki teman atau anggota keluarga yang menunjukkan atau bahkan telah di diagnosa depresi oleh seorang ahli kejiwaan (psikolog atau psikiater), maka ada beberapa cara yang bisa kita lakukan.
2. Hilangnya Minat dalam Beraktivitas, Bahkan Melakukan Hobinya
Jika kita cukup jeli, kita mungkin mengamati bahwa teman atau orang yang kita sayangi tidak lagi terlibat dalam hal-hal yang dulu mereka sukai. Mungkin mereka tidak lagi bersemangat untuk memasak, berolahraga, membuat kerajinan tangan, atau menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga.
Depresi dapat ditandai dengan hilangnya minat terhadap hobi atau aktivitas. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa penderita depresi memiliki kadar serotonin yang rendah, sehingga sulit untuk merasa tenang atau gembira.
Kesukaan atau hiburan di masa lalu mungkin tidak lagi membuat mereka bahagia.
3. Suasana Hati yang Rendah
Suasana hati seseorang bisa berubah drastis saat mengalami depresi. Seseorang yang selama ini kita kenal ceria, optimis, atau bersemangat mungkin tiba-tiba tampak sedih, marah, gelisah, menangis, atau mereka mungkin mulai memandang kehidupan secara negatif.
Baca Juga: Menggali Manfaat Hobi Pottery untuk Kesehatan: Tingkatkan Konsentrasi dan Cegah Depresi
Ingatlah bahwa seseorang bisa terlihat ceria dan baik-baik saja meski sedang mengalami depresi. Masing-masing mengalami perubahan suasana hati secara berbeda, dan beberapa individu yang mengalami depresi biasanya lebih memilih untuk menyembunyikan apa yang mereka rasakan daripada bercerita atau berusaha mencari bantuan.
Bagaimanapun, perubahan suasana hati bisa jadi sulit ditangani oleh mereka, terutama jika kita tidak menyadari bahwa situasi dan kondisi tersebut adalah gejala dari gangguan depresi.
4. Merasa kelelahan yang berkepanjangan dan tidak memiliki tenaga untuk beraktivitas
Seseorang yang mengalami gangguan depresi akan merasa lelah yang berkepanjangan, baik secara fisik dan mental. Mereka merasa tidak memiliki tenaga sedikit pun untuk memulai aktivitas sehari-hari mereka.
Walaupun mereka memiliki waktu tidur yang cukup, mereka tetap merasa sangat lelah di pagi hari. Hal itu bisa saja menyebabkan mereka tidak ingin beranjak dari tempat tidurnya. Bahkan mereka juga bisa kehilangan nafsu makan atau justru makan berlebihan sebagai sebuah pelarian.
5. Perubahan pola tidur
Perubahan pola tidur juga sebuah indikator dari gangguan depresi. Penderita depresi juga mengalami perubahan atau kesulitan dalam pola tidur mereka. Sebagian pengidap depresi biasanya mengalami kesulitan tidur (insomnia) atau sebaliknya, mereka akan tidur berlebihan dan tetap merasa lelah setelahnya.
Baca Juga: Gejala Depresi saat Bekerja yang Jarang Terlihat, Hati-Hati Bisa Bikin Kinerja Jelek!
Terkadang mereka ingin tidur dalam jangka waktu yang lama karena mereka merasa bahwa tidur dalam rentang waktu yang panjang merupakan pelarian dari segala pikiran dan perasaan yang membebani diri mereka.
6. Merasa tidak memiliki harapan
Orang-orang dengan gangguan depresi sering kali berpikir bahwa mereka tidak lagi memiliki harapan di masa depan. Mereka berpikir bahwa mereka tidak memiliki masa depan yang baik, merasa tidak berguna, merasa putus asa.
Selain itu, mereka acap kali menyalahkan diri sendiri atas hal-hal negatif yang terjadi dalam hidupnya, rasa penyesalan yang belum tentu sepenuhnya kesalahan mereka.
7. Kesulitan dalam berkonsentrasi
Gejala lainnya dari gangguan depresi adalah kesulitan dalam berkonsentrasi, sulit untuk fokus terhadap suatu atau banyak hal, kesulitan dalam membuat keputusan.
Bahkan menurunnya daya ingat mereka sehingga mereka mudah sekali lupa akan hal-hal kecil ataupun hal-hal yang besar.
Lalu, bagaimana jika kita menghadapi seseorang baik itu teman atau anggota keluarga kita yang mengidap gangguan depresi?
Bahkan dengan niat terbaik sekalipun, mungkin sulit bagi kita untuk mengetahui secara pasti apa yang sedang dialami orang lain.
Baca Juga: Tak Hanya Sedih, Kenali Beragam Wujud Depresi di Setiap Orang yang Berbeda
Hal yang Tidak Perlu Dikatakan Kepada Orang Depresi
Maka, hal yang paling utama yang bisa kita lakukan untuk mereka adalah; “apa yang sebaiknya kita hindari untuk diucapkan kepada mereka yang sedang mengalami depresi? Hal yang seperti apa yang harus kita lakukan kepada mereka?"
Berikut adalah beberapa di antaranya.
1. Tunjukkan Rasa Peduli, Tak Perlu Menilai dan Memojokkan
Yang pertama adalah lakukan pendekatan yang baik, misalnya berbicaralah dengan empati – tunjukkan rasa peduli dan empati terhadap perasaan mereka, dengarkan mereka tanpa menilai atau mengkritik – atau bahkan memojokkan mereka yang justru akan membuat mereka semakin terpuruk.
Jika mereka sedang tidak ingin bercerita, maka sebaiknya kita tidak memaksa mereka untuk bercerita.
2. Jangan Salahkan Mereka, Terlalu Toxic Postivity dan Menghubungkan dengan Ibadah
Kedua, janganlah salahkan mereka atas depresi yang mereka alami, tetapi tawarkan dukungan dan pastikan mereka tahu bahwa kita siap mendengarkan cerita mereka kapan pun mereka siap untuk bercerita. Kita semua mengetahui bahwa tidak ada seorang pun menginginkan untuk mengidap penyakit, baik penyakit fisik ataupun penyakit mental. Penting untuk diingat bahwa depresi adalah penyakit medis dan tidak ada yang bisa disalahkan.
Ungkapan seperti “Kamu hanya perlu membuat pilihan hidup yang lebih baik” atau "Kamu hanya perlu mencoba dan menjadi lebih optimis” atau “Kamu harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan” justru akan memperburuk kondisi mereka – karena penyakit mental tidak selalu terkait dengan ibadah.
Cobalah untuk meyakinkan mereka bahwa mereka tidak pantas mengalami depresi, dia justru lebih pantas untuk merasa lebih baik atau bahkan sembuh dari depresi yang mereka alami.
Baca Juga: Waspada! Kebanyakan Lembur Kerja Bisa Picu Depresi, Pulang 'Tenggo' Lebih Baik
3. Jangan Memaksa Mereka Disiplin
Ketiga, jangan katakan mereka untuk mencoba lebih keras lagi. Aktivitas sederhana seperti mencuci muka, menyikat gigi, atau bahkan bangun dari tempat tidur mungkin tampak mustahil dan berat bagi seseorang yang menderita depresi. Wajar jika kita ingin menginspirasi mereka. Tetapi, dalam hal ini janganlah kita memaksa mereka melakukan sesuatu yang mereka tidak mampu kerjakan saat mereka sedang dalam kondisi depresi.
Hal ini justru akan membuat mereka berpikir bahwa kita tidak bisa mengerti keadaan mereka. Memaksa mereka untuk bangkit dan melakukan aktivitas sehari-hari mereka justru akan membuat mereka merasa kesal.
Pada akhirnya, mereka justru akan semakin menutup diri dan menjauh dari kita. Penting untuk menyadari bahwa depresi mengubah wilayah otak yang bertanggung jawab mengatur motivasi dan penyelesaian pekerjaan.
4. Sarankan untuk Mencari Bantuan
Keempat, jika kita memiliki teman atau anggota keluarga yang berjuang melawan depresi, ingatlah bahwa perasaan tertekan atau putus asa adalah tanda depresi, dan bukan sesuatu yang mereka inginkan untuk terjadi dalam hidup mereka.
Jika kondisi mereka terlihat sangat parah, berat, dan kompleks, maka sarankan kepada mereka untuk segera mencari bantuan dari tenaga ahli profesional seperti psikolog atau psikiater.
Baca Juga: Mengulik soal Hidroterapi, Terapi Air untuk Hilangkan Gejala Depresi
5. Jangan Katakan Situasi Mereka akan Bertambah Buruk
Kelima, jangan katakan kepada mereka bahwa semua situasi dan kondisi ini akan menjadi lebih buruk. Tanda utama depresi adalah perasaan tidak berharga atau bersalah. Emosi ini sering kali dapat diperburuk karena bergantung pada orang lain untuk mendapatkan dukungan emosional atau kebutuhan lainnya, sehingga mungkin saja teman kita merasa tidak enak untuk meminta bantuan.
Kita dapat merasakan bahwa dengan memberi tahu mereka jika keadaannya bisa menjadi lebih buruk, justru hal tersebut akan membuat mereka merasa semakin depresi dan tertekan, semakin putus asa, bahkan meningkatkan rasa bersalah yang sudah mereka rasakan selama ini.
Sebaliknya, akui bahwa mereka sedang mengalami masa sulit dan kita dengan senang hati ingin membantu mereka. Apapun yang dapat kita katakan untuk membuat mereka merasa sedikit lebih nyaman dan tenang, karena memberikan dukungan akan sangat membantu mereka.
6. Jangan Membandingkan Masalah
Keenam, jangan pernah kita bandingkan masalah mereka dengan masalah yang kita atau orang lain hadapi. Bisa saja masalah mereka terdengar sepele bagi kita, tetapi tidak buat mereka. Janganlah berusaha untuk mengontrol mereka. Mungkin kita hanya ingin membantu mereka sebaik mungkin.
Namun ingat, bukanlah tugas kita untuk ‘memperbaiki’ atau ‘menyembuhkan’ teman atau orang yang kita sayangi.
Daripada memaksakan solusi atau pengobatan pada seseorang, cobalah berikan mereka dukungan untuk mau mencari pertolongan kepada tenaga ahli profesional yang jauh lebih memahami tentang kesehatan mental – ketika mereka sudah siap.
Kita dapat mengatakan sesuatu seperti, “Saya sedang membaca tentang cara mendapatkan bantuan untuk mengatasi depresi dan saya pikir ini mungkin berguna untukmu. Saya disini jika kamu memerlukan bantuan dan dukungan.”
Penting bagi orang yang berjuang melawan depresi untuk mencari bantuan sesegera mungkin untuk mendapatkan terapi atau obat-obatan yang dibutuhkan sesuai dengan dengan penyakit mental yang telah di diagnose oleh tenaga ahli profesional.
Baca Juga: Sempat Depresi sampai Mau Bunuh Diri, Anak Mona Ratuliu Kini Jadi Pembicara Mental Health
7. Jangan Meminta Mereka untuk "Bergembira"
Ketujuh, adakah yang pernah menasehati kita untuk kembali atau tetap merasa tenang ketika kita sedang merasa sangat tertekan atau kewalahan saat menghadapi suatu situasi tertentu?
Kita semua pasti pernah memberikan atau menerima nasehat ini pada suatu waktu. Dalam banyak kasus, hal ini dapat membuat seseorang merasa lebih emosional, merasa semakin depresi, atau justru merasa jengkel.
Meminta teman atau saudara kita yang mengidap depresi untuk ‘bergembira’ juga akan menghasilkan hal yang sama. Mereka mungkin mengalami perasaan tidak-dimengerti, serba salah, merasa disepelekan, serta tidak diakui karena mereka tidak bisa meluapkan segala emosi mereka dan melepaskan diri dari belenggu depresi.
Daripada memaksakan mereka untuk ‘bergembira’, kita dapat meyakinkan mereka bahwa meskipun emosi mereka mungkin sulit untuk dikendalikan saat ini, tetapi emosi tersebut tidak akan bertahan selamanya.
Ingatlah bahwa setiap individu berbeda, dan apa yang dapat membantu seseorang belum tentu berhasil bagi orang lain. Penting untuk menghadapi situasi ini dengan pemahaman dan fleksibilitas, serta memberikan dukungan sepanjang perjalanan pemulihan mereka.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Talkiatry.com