Jumat, 21 JUNI 2024 • 06:20 WIB

Kenali Gejala Eco-Anxiety, Kecemasan Berlebih terhadap Perubahan Iklim

Author

Seorang wanita sedang merasa cemas. (freepik.com)

INDOZONE.ID - Kecemasan iklim atau eco-anxiety adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika seseorang mengalami gejala psikologis, akibat perubahan suhu dan pola cuaca jangka panjang.

Kondisi ini sering kali dihubungkan dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD). Untuk memahami lebih lanjut tentang eco-anxiety, simak artikel di bawah ini.

Apa itu Eco-Anxiety?

Ilustrasi perubahan iklim. (Photo/Ilustrasi/Unsplash)

Kecemasan iklim atau eco-anxiety adalah perasaan cemas berlebihan yang dipicu oleh perubahan iklim atau cuaca.

Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan eco-guilt, eco-grief, atau rasa takut kronis terhadap kehancuran lingkungan.

Meskipun begitu, eco-anxiety belum diakui secara resmi sebagai diagnosis medis untuk gangguan kesehatan mental tertentu.

Baca Juga: Apa itu Self-Compassion? Simak Penjelasan Hingga Manfaatnya untuk Kesehatan Mental!

Namun, eco-anxiety ditandai dengan ketakutan berkelanjutan terhadap dampak lingkungan, yang sering kali mengganggu dan menyebabkan stres berlebihan.

Kadang-kadang, kondisi ini dapat diperparah oleh gangguan kecemasan yang sudah ada pada seseorang.

Perubahan iklim yang ekstrem atau bencana alam dapat menimbulkan tantangan fisik, mental, dan emosional yang signifikan, termasuk peningkatan risiko gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Meski begitu, perlu diingat bahwa PTSD dan eco-anxiety adalah dua kondisi yang berbeda.

Gejala Eco-Anxiety

Ilustrasi orang alami kecemasan

Gejala eco-anxiety bisa muncul ketika seseorang mengalami atau bahkan hanya memikirkan kemungkinan terjadinya perubahan iklim di masa depan.

Secara umum, beberapa gejala yang sering dialami oleh penderita eco-anxiety meliputi:

  • Kemarahan dan frustrasi, terutama terhadap mereka yang tidak mengakui atau tidak peduli terhadap dampak perubahan iklim pada masyarakat luas.
  • Pemikiran fatalistik, yaitu pandangan bahwa kehidupan mereka sudah ditentukan oleh kekuatan yang lebih besar seperti takdir.
  • Perasaan bersalah atau takut ketika melakukan tindakan yang bisa berdampak pada iklim.
  • Rasa tidak berdaya, khawatir kehilangan mata pencaharian, atau tempat tinggal.
  • Kekhawatiran tentang nasib generasi mendatang.
  • Kecemasan, panik, atau depresi.
  • Pemikiran obsesif tentang iklim.

Baca Juga: Don’t Self Diagnose! Ini 4 Kriteria Psikologis Seseorang Bisa Disebut Mengidap Insomnia

Selain itu, mirip dengan gangguan kecemasan lainnya, eco-anxiety juga bisa menimbulkan gejala fisik tertentu, seperti:

  • Perubahan nafsu makan.
  • Gangguan tidur.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Jantung berdebar-debar.
  • Sesak napas.
  • Ketegangan otot.

Walaupun eco-anxiety belum diakui secara resmi sebagai gangguan kesehatan mental, penting untuk menanganinya dengan benar agar tidak berdampak buruk pada kualitas hidup individu yang mengalaminya.

Jika kamu merasakan gejala yang mirip dengan eco-anxiety, kamu dapat berkonsultasi dengan ahli psikiater.

Penulis: Nadya Mayangsari

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Siloamhospital.com