INDOZONE.ID - Pernahkah kalian merasa bahwa harus selalu menjadi orang baik, menyenangkan semua orang, bahkan menghindari konflik untuk menyelamatkan nama baik dihadapan semua orang?
Jika hal demikian terjadi pada diri kalian, besar kemungkinan good girl syndrome atau sindrom gadis baik ada pada diri kalian.
Seseorang dengan sindrom ini merasa perlu mengorbankan kebahagiaan dan kebutuhan pribadinya hanya untuk menyenangkan orang lain.
Baca Juga: Dear Parents! Jangan Ganggu dan Puji Anak Saat Lagi Fokus, Begini Dampaknya
Padahal pada hakikatnya, menyenangkan orang lain bukanlah tugas kita.
Akibatnya, seseorang sering merasa tertekan, cemas dan kehilangan jati diri.
Good girl syndrome adalah pola pikir, di mana seseorang mengukur nilai dirinya berdasarkan kemampuannya untuk membuat orang lain senang.
Baca Juga: Riset: Orang Miskin Lebih Sulit Tidur Dibandingkan Orang Kaya, Pengaruhi Kesehatan Mental?
Hal ini bisa saja terjadi dari tekanan sosial yang mengajarkan perempuan untuk terus patuh, baik hati, dan mendahulukan kepentingan orang lain.
Akibatnya, banyak perempuan yang tumbuh dengan rasa takut untuk mengatakan “tidak” atau mendahulukan kebutuhan pribadi, yang sering mereka abaikan demi menyenangkan orang lain.
Baca Juga: Terungkap! Bagaimana Terapi Seni Bantu Atasi Trauma Mental Renjun NCT Dream
Berikut tanda-tanda seseorang yang mengalami Good girl Syndrom.
Selalu Menyenangkan Orang Lain
Seseorang dengan sindrom ini merasa bertanggung jawab atas suasana hati dan kebahagiaan orang yang ada di sekitarnya.
Mereka beranggapan bahwa jika orang lain merasa kecewa atau bersedih, itu merupakan kesalahan mereka.
Sulit Mengatakan “Tidak”
Seseorang dengan sindrom ini cenderung sulit untuk mengatakan “tidak”, karena mereka takut dianggap egois atau tidak peduli terhadap orang yang ada di sekitarnya.
Ketakutan inilah yang membuat mereka mengorbankan waktu dan energy pribadi demi memenuhi permintaan orang lain, meskipun mereka sudah lelah.
Harus Selalu Berbuat Baik agar Dicintai
Seseorang dengan sindrom ini sering mengasosiasikan nilai diri dengan seberapa baik mereka memperlakukan orang lain.
Hal ini didorong oleh pemikiran bahwa kebaikan dan kerelaan adalah syarat untuk dicintai.
Akibatnya, mereka menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebahagiaan pribadi dan mengabaikan perasaan serta kebutuhan mereka sendiri.
Menghindari konflik
Seseorang dengan sindrom ini merasa takut menghadapi konflik atau menyuarakan pendapat karena khawatir dianggap sebagai “pembuat masalah” atau “bermasalah”.
Hal ini membuat mereka merasa nyaman untuk diam dan mengikuti keinginan orang lain, meskipun hal itu mungkin tidak sesuai dengan keinginan hati mereka.
Standar Tinggi
Seseorang dengan sindrom ini cenderung memberikan tekanan besar pada diri sendiri untuk tampil sempurna dalam berbagai peran baik sebagai teman, anak, karyawan, maupun pasangan.
Hal ini melelahkan dan seringkali menimbulkan perasaan rendah diri, stress, atau kecewa pada kenyataan.
Kesulitan Menyuarakan Kebutuhan
Seseorang dengan syndrome ini mungkin takut untuk menyuarakan keinginan atau kebutuhan pribadi, bahkan ketika hal tersebut penting bagi mereka.
Cara Mengatasi
Untuk mengatasi sindrom ini, memerlukan waktu dan usaha. Namun beberapa cara bisa dilakukan untuk mencegah terjadi good girl syndrom.
Beberapa di antaranya meluangkan waktu untuk menyenangkan diri sendiri, belajar untuk menolak dengan sopan dan tegas, tetapkan batasan dengan orang lain, bangun kepercayaan dari diri sendiri, dan carilah dukungan untuk menceritakan perasaan kalian.
Dengan langkah-langkah tersebut, bisa dipastikan bahwa good girl syndrome bisa hilang dalam diri, meskipun tidak sepenuhnya.
Namun seseorang bisa menjalani hidup yang lebih tenang tanpa terus menerus terbebani oleh ekspektasi sosial yang tidak selalu sehat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Health Shots