INDOZONE.ID - Stres, anxiety, dan panic attack merupakan reaksi yang dapat dirasakan seseorang terhadap situasi tertentu. Ketiganya merupakan bagian alami dari bagaimana tubuh merespon terhadap bahaya yang dikenal sebagai respon "fight or flight" (lawan atau lari).
Saat seseorang merasakan dirinya dalam bahaya, tubuh akan memberikan sinyal sehingga membuat seseorang jadi lebih waspada, fokus, dan siap menghadapi ancaman.
Lalu apa yang membedakan antara ketiganya? Berikut penjelasannya.
Baca Juga: Kenali Gejala Eco-Anxiety, Kecemasan Berlebih terhadap Perubahan Iklim
Cara Perbedaan Stres, Anxiety, dan Panic Attack
Mengutip dari Medical News Today, sebetulnya tidak ada definisi secara pasti tentang ini. Ketiganya justru dikatakan bersifat subjektif karena orang seringkali menggunakan istilah anxiety saat menggambarkan panic attack (serangan panik).
Antara stres dan kecemasan juga memiliki gejala yang serupa, namun perbedaan yang dapat dikenali dari keduanya biasanya stres bersifat jangka pendek dan reaksinya muncul ketika tubuh merespon terhadap suatu ancaman yang dapat dikenali, misalnya ketika sedang dihadapi pada kondisi tertekan pada pekerjaan atau ujian.
Sedangkan anxiety attack (serangan kecemasan) merupakan reaksi tubuh terhadap stress atau perasaan kewalahan yang seseorang bawa.
Biasanya diikuti dengan rasa khawatir, takut, atau gugup dalam situasi tertentu. Misalnya karena tekanan pekerjaan atau tugas di sekolah, masalah finansial, masalah keluarga atau hubungan, kekhawatiran terhadap lingkungan tempat tinggal, perubahan situasi hidup, atau karena diagnosis kesehatan lain.
Rasa cemas yang bisa dirasakan seseorang juga bisa terjadi karena faktor kesehatan lain, misal fobia, gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder/PTSD), faktor genetik, riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol, pengalaman traumatis di masa lalu atau baru-baru ini.
Selain itu kecemasan juga tidak selalu bersifat rasional dan sifatnya juga cenderung bertahan lebih lama. Dalam beberapa kasus, orang dapat mengalami serangan kecemasan ketika tidak ada pemicu stress yang dapat diidentifikasi.
Sementara untuk panic attack (serangan panik) merupakan perasaan yang lebih intens dari rasa takut dan khawatir yang disinyalkan oleh tubuh.
Serangan panik juga bisa datang secara tiba-tiba ketika tidak ada ancaman, baik saat seseorang sedang merasa tenang ataupun sedang merasa cemas.
Kenali Gejala Stres, Anxiety, dan Panic Attack
Antara stres, kecemasan, dan serangan panik memiliki beberapa kesamaan dalam hal gejala.
Berikut gejala masing-masing yang dapat dikenali perbedaannya:
1. Stres
Ketika seseorang merasa stress, mungkin bisa mengalami pikiran cemas, suasana hati mudah berubah, merasa kewalahan, merasa kesepian, mual, pusing, diare atau sembelit.
2. Kecemasan
Orang yang merasakan serangan kecemasan sering diikuti dengan gejala fisik seperti, detak jantung dan pernapasan lebih cepat, ketakutan yang berlebihan, berkeringat, diare atau sembelit, perasaan gugup, tegang, gelisah, pusing, mual atau perut bergejolak, kesemutan, hingga nyeri dada.
3. Panic Attack
Gejala panic attack/serangan panik tidak beda jauh dengan gejala kecemasan. Namun, seseorang yang mengalami panic attack akan merasakan sensasi yang jauh lebih intens dari serangan kecemasan biasa.
Dalam beberapa kasus, gejala panic attack mirip dengan kondisi penyakit jantung yang sering membuat orang merasa kehilangan kendali total.
Serangan panik bisa muncul secara tiba-tiba yang dapat berlangsung selama 5-20 menit dan dampak negatifnya bisa bertahan lebih lama. Serangan panik yang sering terjadi juga dapat menjadi gejala gangguan panik (panic disorder).
Jenis Gangguan Kecemasan
Ada beberapa jenis gangguan kecemasan yang diklasifikasikan, diantaranya yaitu:
1. Gangguan Panik (Panic Disorder, PD): ditandai serangan panik yang disertai dengan ketakutan terus-menerus. Orang yang tiba-tiba mengalami gangguan panik akan menghindari sesuatu yang mereka yakini dapat memicu serangan.
2. Gangguan Kecemasan Umum (Generalized Anxiety Disorder, GAD): ditandai dengan perasaan khawatir yang terus-menerus atau rasa takut yang bertahan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
3. Gangguan Kecemasan Sosial: ditandai dengan rasa takut yang intens dan berkelanjutan, disertai juga dengan perasaan bahwa orang lain sedang memperhatikan dan menilai mereka.
4. Gangguan Fobia (Phobic Disorder): ditandai dengan kecemasan intens dan rasa takut yang tidak rasional terhadap situasi atau objek tertentu, misal takut pada ruang terbuka. Orang dengan gangguan fobia biasanya menyadari bahwa ketakutan mereka tidak rasional.
Baca Juga: Mengenal Social Anxiety Disorder, Gejala, dan Penyebabnya
Penanganan dan Pengobatan
Stres dan gangguan kecemasan dapat diatasi dengan beberapa cara. Menurut Anxiety & Depression Association of America rasa stres dan cemas bisa diatasi dengan menerima bahwa tidak semua hal bisa kita dikendalikan, lakukan yang terbaik tanpa harus menjadi sempurna, pelajari yang memicu rasa stress dan kecemasan diri sendiri, batasi konsumsi kafein dan alkohol, tidur yang cukup, dan rajin berolahraga.
Beberapa cara lainnya yang bisa diikuti:
1. Relaksasi
Strategi relaksasi dapat membantu orang untuk mengatasi rasa stress dan kecemasan. Caranya dapat dilakukan dengan latihan pernapasan dalam, membayangkan pemandangan yang tenang seperti sedang berada pantai atau padang rumput, lakukan yoga atau tai chi, atau menghitung 1 sampai 10 secara perlahan dan berulang jika perasaan cemas mulai muncul.
2. Berbagi Perasaan dengan Orang Terdekat
Membicarakan kekhawatiran baik secara langsung, maupun daring dapat membantu seseorang untuk meredakan rasa stres dan cemas yang sedang mereka alami.
Pilihlah teman, pasangan, atau anggota keluarga yang dipercaya untuk diajak berbicara mengenai masalah anda.
3. Konsultasikan ke Profesional
Stres dan cemas merupakan reaksi alamiah yang disinyalkan oleh tubuh saat seseorang dihadapkan pada situasi tertentu dan sifatnya sementara.
Namun, jika seseorang merasa tanda-tanda seperti rasa cemas yang berlebihan sampai mengganggu aktivitas harian, merasakan ketakutan yang tidak rasional, perubahan dalam kebiasaan tidur, makan, kebersihan, menyalahgunakan obat-obatan atau alkohol untuk mengatasi rasa stres atau kecemasan, bahkan sampai melukai diri sendiri, cobalah untuk membicarakan masalah tersebut ke profesional untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dan membantu anda mencari tahu penyebabnya.
Itulah beberapa penjelasan mengenai perbedaan rasa stres, cemas, hingga gangguan panik.
Semoga artikel ini dapat membantumu mengenali gejala dan cara penanganannya saat dihadapkan pada situasi yang membuat tubuhmu merasakan stres hingga kecemasan yang berlebih. Dan jangan takut untuk membagi perasaanmu kepada orang lain.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Medical News Today