Kalian mungkin bertanya, media publisher mana sih yang dengan teganya memperlakukan kreator seperti itu? Jawabannya adalah Kakao Group.
Kakao Group adalah perusahaan internet di Korea Selatan yang sudah berdiri sejak tahun 2010. Mereka menggabungkan perusahaan mereka dengan web portal Korea Selatan bernama Daum Communications di tahun 2014 dan menciptakan perusahaan startup mereka dengan nama Kakao Inc.
Setelah 1 tahun berdiri, Kakao Inc memilih untuk menyederhanakan namanya menjadi Kakao saja. Dan setelah itu, mereka melakukan ekspansi ke seluruh dunia dengan menciptakan sebuah aplikasi messenger bernama KakaoTalk.
Aplikasi ini pernah viral di Indonesia, apalagi saat itu mereka mengusung grup JKT48 sebagai salah satu brand ambassador.
Selain aplikasi, Kakao juga mengembangkan usaha mereka di Korea Selatan dengan menggandeng Tapas sebagai salah satu media publisher manhwa ternama di Korea Selatan. Namun sayangnya, disinilah awal dari image buruk yang ditunjukkan Kakao & Tapas di industri manhwa Korea.
Baca Juga: Senam Bareng Srikandi Lampung, Atikoh: Dapat Hormon Bahagia dan Silaturahminya
Selain Juniljus, Kakao & Tapas juga menunjukkan sisi buruknya terhadap Sue, seorang kreator dari serial manhwa Sound of Bread.
Serial ini merupakan manhwa romansa yang mengisahkan kisah cinta Kimmie dan Kale yang memiliki karakter yang berbeda. Dibalik ketidaksukaan Kimmie terhadap sikapnya Kale, kedekatan mereka justru tercipta lewat musik dan roti yang dibuat oleh Kimmie.
Awalnya, serial ini dirilis sebanyak 50 episode atau hanya sampai penutup musim pertama saja di Tapas. Setelah Kakao mengakuisisi Tapas, saat Sue hendak merilis episode terbaru sekaligus awal dari musim kedua dari serial tersebut, Kakao & Tapas memutuskan untuk membatalkan perilisan musim terbaru Sound of Bread.
Lebih buruknya adalah mereka takkan melanjutkan sistem bagi hasil kepada Sue usai musim pertama Sound of Bread dirilis. Bahkan pihak Kakao & Tapas pun sampai mengirimkan surat pernyataan yang mereka sepakati secara sepihak terkait hal tersebut.
Dengan demikian, Sue pun sudah tidak bisa lagi mendapat penghasilan dari manhwa yang sudah ia buat. Tentu saja hal tersebut membuat Sue marah, Ia sempat memprotes kedua media tersebut dan meminta kejelasan atas keputusan tersebut.
Dengan tanggapan dingin, Kakao & Tapas memang sengaja melakukan itu sebagai bagian dari ekspansi medianya. Sue mencari tahu apakah hanya dirinya saja yang mengalami hal seperti itu ataukah ada kreator lainnya yang bernasib serupa dengannya.
Dan ternyata, Sue tidak sendirian, ada juga kreator lain yang bernasib sama dengannya. Sebagai bentuk protes lanjutannya, Ia meminta kepada para penggemarnya untuk membaca karyanya lewat situs baca manhwa bajakan untuk mengurangi pemasukan dari Kakao & Tapas.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram/juniljus