Baca Juga: Terjebak Toxic Relationship? Ini 5 Tanda Hubungan Kamu Harus Diakhiri
Rasa takut menjadi alasan utama mengapa banyak wanita memilih untuk tetap dalam hubungan yang toxic.
Pelaku kekerasan sering kali menggunakan ancaman untuk mempertahankan kekuasaan atas korban, seperti mengancam akan menyakiti korban, anak-anak, atau bahkan dirinya sendiri.
Dalam beberapa kasus, jika korban tergantung secara finansial, pelaku mengancam untuk menghentikan dukungan, sehingga korban merasa tidak memiliki pilihan selain bertahan.
Wanita yang terus-menerus disalahkan oleh pasangannya atas segala masalah dalam hubungan lambat laun mulai merasa bahwa mereka adalah penyebab utama kekerasan tersebut.
Mereka mulai meragukan diri sendiri dan berpikir bahwa mungkin mereka yang memicu tindakan toxic ini.
Meskipun mereka menyadari bahwa mereka diperlakukan tidak adil, perasaan bersalah ini membuat mereka melihat situasi dari sudut pandang pelaku dan merasa bertanggung jawab atas tindakan pasangan mereka.
Bagi yang sudah menikah, banyak wanita yang memilih untuk bertahan dalam hubungan abusif demi melindungi anak-anak mereka.
Mereka khawatir bahwa perpisahan akan berdampak negatif pada anak-anak dan memilih untuk menanggung semua penderitaan agar anak-anak mereka dapat tumbuh dalam lingkungan keluarga yang utuh, meskipun kenyataannya penuh kekerasan.
Bagi wanita yang menikah dengan pria berpengaruh atau terkenal, ketakutan akan merusak reputasi pasangan sering kali menjadi alasan untuk tetap bertahan.
Mereka merasa jika mereka mengungkapkan kebenaran, tidak ada yang akan mempercayai mereka dan justru menyalahkan mereka karena menghancurkan nama baik suami dan keluarga.
Banyak pelaku kekerasan yang secara sengaja menjauhkan korban dari keluarga dan teman-temannya.
Wanita yang takut terputus dari hubungan sosial mereka mungkin memilih untuk tetap bertahan dalam hubungan toxic daripada menghadapi perasaan “terasingkan” dari orang-orang yang mereka sayangi.
Kekerasan verbal dapat merusak rasa percaya diri seseorang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Womenconnectioninc.com