Kategori Berita
Media Network
Kamis, 10 OKTOBER 2024 • 08:00 WIB

Dua Bahasa Lebih Baik, Ini Manfaat dan Strategi Mendidik Anak Bilingual

Ilustrasi anak membaca bersama orang tuanya.

Mempelajarinya sejak dari masa kecil, akan memberikan kemampuan lebih baik untuk menguasai kemampuan ini.

Suzanne Romaine, seorang ahli Bahasa dari Amerika, memaparkan beberapa cara dan strategi untuk membesarkan anak bilingual. Simak penjelasannya berikut ini.

1. Satu orang satu Bahasa atau One person-one language (OPOL)

Anak yang dibesarkan oleh orang tua yang bicara dengan dua bahasa berbeda, cenderung memiliki kemampuan bilingual.

Misalnya saat dengan ibu anak berbicara Bahasa Indonesia saja, kemudian saat bersama ayah anak bicara Bahasa inggris saja.

2. Bahasa Minoritas di Rumah atau Minority language at home (MLAH)

Metode ini berlaku ketika ayah dan ibu memiliki bahasa yang berbeda. Hal ini dapat berhasil jika kedua orang tua merasa nyaman dengan salah satu dari gabungan dua atau lebih bahasa ibu mereka.
 
Misalnya, seorang ibu asal Indonesia membesarkan anak-anaknya di London bersama suaminya yang berkewarganegaraan Inggris, yang juga bisa berbahasa Indonesia. Dalam hal ini, seluruh keluarga menggunakan bahasa Indonesia di rumah, tetapi bahasa Inggris saat berada di luar.

3. Waktu dan tempat atau The Time and Place (T&P)

Strategi ini  berfokus pada jadwal yang disepakati, dengan orang tua (dan anak-anak) akan memutuskan untuk berbicara dalam bahasa yang berbeda, tergantung pada waktu atau tempat, atau keduanya.
 
Contohnya adalah menggunakan Bahasa Inggris pada pagi-siang, kemudian Bahasa Indonesia sore-malam.
 
Contoh lain adalah menggunakan Bahasa inggris di ruang keluarga, ruang tamu dan ruang makan kemudian mengunakan Bahasa Indonesia di kamar tidur, dapur dan teras.
 
Beberapa hal yang harus diingat saat membesarkan anak bilingual adalah banyak berkomunikasi dengan anak, bisa juga dengan cara bernyanyi bersama, atau membacakan buku.
 
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah orang tua harus berbicara dengan kata dan pengucapan yang baik agar anak paham dan mampu menirukan.
 
Tidak direkomendasikan untuk berbicara dengan pengucapan yang tidak benar, seperti dibuat cadel, misalnya “adek mau mamam stlobeli”.
 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Princeton.edu

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Dua Bahasa Lebih Baik, Ini Manfaat dan Strategi Mendidik Anak Bilingual

Link berhasil disalin!