Ilustrasi anak membaca bersama orang tuanya.
INDOZONE.ID - Zaman sekarang, banyak orang tua yang menginkan anaknya bisa berbicara lebih dari satu bahasa.
Namun tak jarang para orang tua khawatir untuk membiasakan dua atau lebih bahasa kepada anak, karena mengira hal tersebut bisa membuat si anak bingung.
Menurut penelitian Universitas Princeton Amerika Serikat, bayi yang tumbuh dalam bilingual memiliki kapasitas belajar untuk memahami kompleksitas dua bahasa hanya dengan mendengarkan, sehingga bayi dapat membedakan kata-kata dalam berbagai bahasa.
Lantas bagaimana caranya?
Dikutip dari buku How to Rise a Bilingual Child, ada beberapa manfaat menjadi anak bilingual.
Memiliki kemampuan komunikasi yang baik, orang bilingual peka dan responsif terhadap harapan dan kebutuhan komunikatif lawan bicaranya.
Baca Juga: Satu Bahasa Daerah di Indonesia Menghilang Tiap 2 Minggu, Ini Penjelasannya
Ini karena mereka lebih baik dalam hal tersebut, sehingga dapat mengambil sudut pandang orang lain.
Anak bilingual bisa memahami kebudayaan yang beragam. Anak bilingual juga bisa menjadi jembatan antar budaya dan berkontribusi pada komunikasi lintas budaya.
Hal ini karena kemampuan mereka berbicara dalam bahasa tersebut, dapat memudahkan mereka untuk memahaminya perbedaan budaya.
Orang yang bilingual cenderung lebih toleran dan menunjukkan tingkat empati yang lebih tinggi.
Orang bilingual cenderung lebih kreatif, lebih mampu fokus, dan memiliki bakat bawaan untuk multitasking.
Anak bilingual memiliki kesempatan yang lebih luas untuk belajar. Di masa depan, kemampuan berbahasa bisa menjadi tambahan poin di dunia kerja.
Meski memiliki beragam manfaat positif, tak mudah untuk memiliki kemampuan memahami bilingual, atau setidaknya memahami dua bahasa.
Mempelajarinya sejak dari masa kecil, akan memberikan kemampuan lebih baik untuk menguasai kemampuan ini.
Suzanne Romaine, seorang ahli Bahasa dari Amerika, memaparkan beberapa cara dan strategi untuk membesarkan anak bilingual. Simak penjelasannya berikut ini.
Anak yang dibesarkan oleh orang tua yang bicara dengan dua bahasa berbeda, cenderung memiliki kemampuan bilingual.
Misalnya saat dengan ibu anak berbicara Bahasa Indonesia saja, kemudian saat bersama ayah anak bicara Bahasa inggris saja.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Princeton.edu