Agar tidak merasa kaget saat hari pertama kembali bekerja, ada baiknya melakukan latihan atau simulasi terlebih dahulu. Pisahkan diri dari anak selama beberapa jam dalam sehari, untuk memberikan waktu beradaptasi, baik bagi ibu maupun bayi.
Jika anak akan diasuh pengasuh atau daycare, lakukan uji coba dengan menitipkan anak dalam durasi yang semakin lama setiap harinya.
Selain itu, pastikan kamu juga menyesuaikan jadwal harian seperti bangun pagi sesuai dengan jam kerja, berpakaian seperti akan pergi ke kantor, dan melakukan perjalanan ke tempat kerja agar bisa memperkirakan waktu tempuh serta kondisi lalu lintas.
Bagi ibu yang masih menyusui, latihan ini juga bisa mencakup penyesuaian jadwal memompa ASI, penyimpanan, serta mengonsumsi ASI untuk si kecil, agar semua berjalan lancar saat benar-benar kembali bekerja.
Selain dukungan dari keluarga, dukungan dari rekan kerja juga bisa sangat membantu. Cek apakah kantor menyediakan fasilitas seperti ruang menyusui atau kebijakan fleksibilitas jam kerja untuk ibu baru.
Jika memungkinkan, diskusikan dengan atasan mengenai kemungkinan adanya jadwal kerja yang lebih fleksibel selama masa transisi.
Bergabung dengan komunitas ibu bekerja di kantor, juga bisa menjadi langkah yang baik. Berbagi pengalaman dengan sesama ibu yang menghadapi tantangan serupa, dapat memberikan semangat dan tips praktis untuk menjalani hari-hari pertama kembali bekerja.
Merasa bersalah karena meninggalkan anak untuk bekerja, adalah hal yang wajar. Namun, penting untuk mengingat, kamu bekerja untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga.
Cobalah untuk benar-benar fokus pada pekerjaan saat di kantor, dan ketika bersama anak, manfaatkan waktu sebaik mungkin tanpa terganggu oleh urusan pekerjaan.
Eugenia Ng menekankan, menjadi ibu mengajarkan arti sebenarnya dari fleksibilitas dan adaptasi. Tidak setiap hari akan berjalan mulus, ada malam tanpa tidur, ada hari di mana pekerjaan terasa berat.
Oleh karena itu, jangan ragu untuk meminta bantuan atau menyesuaikan beban kerja sementara waktu, hingga merasa lebih stabil.
Kembali bekerja setelah cuti melahirkan memang penuh tantangan, tetapi dengan persiapan yang matang, dukungan keluarga, serta fleksibilitas di tempat kerja, proses ini bisa menjadi lebih mudah.
Yang terpenting, berikan waktu bagi diri sendiri untuk beradaptasi dan jangan ragu untuk mencari bantuan jika diperlukan. Seiring waktu, keseimbangan antara karier dan peran sebagai ibu akan semakin terbentuk, memberikan kepuasan baik secara profesional maupun pribadi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cnalifestyle.channelnewsasia.com