Selain mempelajari substansi mata kuliah yang diambilnya, Imam juga dituntut harus lancar berbahasa Turki karena mata kuliah yang disampaikan selama pembelajaran seratus persen menggunakan bahasa Turki. Berkat ketekunannya, ia berhasil menjadi salah satu peraih mahasiswa berprestasi di tahun 2019 saat ia wisuda.
Imam kemudian diberikan kesempatan untuk berpidato di depan presiden Erdoğan dan pejabat negara Turki yang ikut hadir di acara kelulusannya. Hari itu merupakan pertemuan pertamanya dengan sang presiden.
Seorang pria yang berasal dari desa terpencil di pulau Madura ini ternyata bisa berprestasi dan mencetak sejarah baru di luar negeri. Ia mengaku bahwa peristiwa tersebut merupakan momentum terbaik selama hidupnya.
Perkenalan Imam dengan dunia interpreting dan translating dimulai ketika ia menempuh pendidikannya di Ankara. Ia seringkali diminta bantuan oleh teman-temannya untuk menjadi penerjemah dadakan karena kemampuan bahasa Turki Imam yang cukup fasih.
Baca Juga: Kisah Rosi, Sukses Hijrah ke Inggris Suami Kerja di Industri Penerbangan
Misalnya menjadi penerjemah mereka ketika pergi ke rumah sakit atau ketika harus berurusan dengan birokrasi di Turki. Saat itu Imam membantu mereka dengan cuma-cuma.
Ia juga aktif di kegiatan perhimpunan pelajar Indonesia di Turki. Hal-hal kecil itulah yang akhirnya membuat kemampuan berbahasa Turki Imam kian berkembang.
Tugas resmi pertama Imam sebagai penerjemah saat itu adalah ketika ia menjadi penerjemah untuk tim advance dan kru pesawat kepresidenan saat kunjungan presiden Jokowi ke Turki di tahun 2017.
Imam, pemuda asal Indonesia yang menjadi penerjemah Presiden Erdogan saat kunjungan ke Indonesia.
Ia membantu staff ground handling pesawat kepresidenan Republik Indonesia. Imam bertugas bersama satu rekannya yang bernama (alm) Fauzi Ahmad. Di sanalah kemampuan interpreting Imam semakin terasah dengan profesional.
Lulus kuliah, Imam langsung diberikan kepercayaan untuk menjadi interpreter tingkat tinggi dalam acara pertemuan Bilateral Indonesia-Turkiye saat G20 Summit di Bali. Saat itu Imam ditunjuk langsung oleh Lalu Muhammad Iqbal selaku Duta Besar Indonesia untuk Turki saat itu.
Baca Juga: 111 Caption Bahasa Inggris tentang Ice Cream, Lucu Aesthetic!
Di acara tersebut sebenarnya Imam mendapat tugas sebagai interpreter untuk presiden Indonesia dan Turki. Hanya saja, saat itu presiden Erdoğan membawa interpreternya sendiri. Imam akhirnya hanya bertugas menjadi interpreter presiden Jokowi.
Acara G20 Summit kemarin merupakan pertemuan kedua Imam dengan presiden Erdoğan meskipun tidak secara langsung menerjemahkan beliau. Imam mengatakan, tugas interpreting tingkat tinggi kenegaraan biasanya ditunjuk langsung oleh pemerintah Indonesia, dalam kasus Imam adalah Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan