Baca Juga: Mengintip Rumah Baru Desta dan Natasha Rizky yang Super Mewah, Dominasi Warna Monokrom
Ilustrasi buku puisi Natasha Rizky
Puisi cinta Natasha Rizky seakan-akan memberi peringatan kepada pembacanya agar lebih mengingat Yang Maha Kuasa.
Aku penasaran dengan cara pikir dunia
Ternyata aku tertipu dengan gelagatku sendiri
Aku kira, aku adalah orang yang ceritanya berada pada urutan teratas
Nominasi penghargaan untuk sasana penderitaan terbaik
Yang mana aku adalah tempat biang masalah
Serempak langkah kaki merasa aku paling sengsara
Setiap didekap duka aku marah, aku meradang
Kemudian aku tersedu bagaikan orang yang meniduri aspal jalanan
Padahal selebihnya, lezatnya bunga kehidupan sangat terampil memuaskanku
Namun, bisa-bisanya aku gelap mata hanya karena satu pukulan
Lalu seseorang berujar padaku dengan manis
Berbahagialah
Untuk kamu yang mendapat nyenyak pada ranjangmu sendiri
Tanpa perlu menyeret tubuh di tumpukan alas-alas asal
Berbahagialah
Untuk kamu yang memiliki udara yang bisa di hembuskan suka-suka sampai boros
Tanpa perlu terengah berkejaran mengikuti irama tabung sebuah senyawa
Berbahagialah
Kepada kamu yang memfasilitasi lambungmu dengan rasa kenyang
Tanpa perlu menahan perih beradu gigitan dengan cacing yang tak berempati
Masih layakkah kamu meneriakkan keluhmu?
Masih pantaskan kamu menjadi yang paling sibuk untuk didengar?
Menangislah sesekali, tetapi bukan berarti seenak aduan
Rabb-ku memenuhi semua janji-Nya, untuk siapa saja yang dicintai-Nya maka akan diuji
Jangan merasa asing, mereka sama persis berjuangnya
Berjuang asyik mengurus perkara diri, kamu tidak tahu saja
Bukankah derita dan bahagia datangnya bergantian?
Badai bukan pasti berlalu, tetapi berlalu-lalang di tepian
Polanya persisten
Begitu terus hingga lelah memintamu
Dan siapa lagi kalau bukan Dia yang membuatnya begitu?
Cobalah diam sejenak, dan pahami apa itu berterima kasih
Kita bukan satu-satunya pemeran utama, bahkan dalam hidup kita sendiri
Bukan hanya kamu yang dicintai-Nya
Bukan hanya kamu yang tersusah
Kamu tidak seistimewa itu
Apa kabar?
Bagaimana hakikat kehidupan memainkan perasaanmu?
Bukan main, ya
Tidak apa, namanya juga sementara
Kan narasinya sudah jelas, tentang perjuangan
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: