Kalau di rumah masih bisa menikmati momen santai, di kost realita menunggu tanpa ampun.
Tugas-tugas, pekerjaan, hingga rutinitas yang tiada habisnya seolah menyerbu dari segala arah. Masa santai yang baru saja dirasakan terasa terlalu cepat berlalu.
Suara tawa keluarga yang sebelumnya menemani kini tergantikan oleh keheningan. Tak ada lagi percakapan ringan di sore hari atau suara langkah kaki di koridor rumah.
Kini, yang terdengar hanya suara laptop, kipas angin, atau kendaraan lalu lalang dari kejauhan.
Meskipun kamar itu sudah berbulan-bulan ditempati, tetap saja rasanya seperti kembali ke tempat asing.
Dinding yang kosong, aroma ruangan yang tak berubah, dan barang-barang yang diam di tempat membuat hati terasa lebih sendu.
Setiap sudut rumah, setiap tawa, setiap hidangan sederhana di meja makan terus berputar di kepala. Kenangan itu seolah belum rela ditinggalkan, membuat hati terasa berat untuk kembali ke keseharian di rantau.
Rasa kosong ini makin terasa saat malam datang. Ketika aktivitas sudah selesai, tugas sudah dikerjakan, dan satu-satunya yang terdengar hanyalah suara dengungan kipas angin. Di saat-saat seperti itu, rasa rindu makin menjadi-jadi, menyerang diam-diam tanpa aba-aba.
Namun, rasa ini bukan sesuatu yang harus ditakuti. Belajar hidup di kost mengajarkan banyak hal.
Belajar bahwa sepi bukan berarti sendiri. Belajar bahwa mandiri bukan berarti harus kuat setiap saat. Ada kekuatan tersendiri dalam mengakui bahwa rindu itu ada, dan tidak apa-apa merasakannya.
Sedikit demi sedikit, kost bukan lagi tempat asing. Suara ketukan pintu dari teman sebelah kamar, aroma mie instan yang menguar dari dapur bersama, hingga tumpukan buku di meja belajar perlahan mengisi ruang-ruang kosong itu.
Kost menjadi bagian dari perjalanan. Tempat sementara, namun penuh makna.
Kost mengajarkan bagaimana bertahan, bagaimana mengobati rindu dengan cara sederhana seperti menelpon orang di rumah, atau sekadar merapikan kamar sambil memutar lagu favorit. Hal-hal kecil yang membantu menjaga waras di tengah kesunyian.
Pada akhirnya, rasa sedih saat kembali ke kost justru memperlihatkan betapa berharganya arti rumah dan keluarga. Dan suatu hari nanti, ketika waktu berlalu dan hidup membawa langkah ke tempat-tempat baru, kamar kost itu pun akan menjadi bagian dari kenangan yang dirindukan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal