Ninik juga berharap pemerintah memiliki pemikiran apa yang harus dilakukan untuk semua masalah ini.
Salah satu pameran dan di acara memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025. (INDOZONE/M Fadli)
Acara yang digagas oleh Komite Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital Untuk Jurnalisme Berkualitas (KTP2JB) dengan Indonesian Institute of Journalism (IIJ) berlangsung selama dua hari mulai 3–4 Mei 2025 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.
Ada beberapa serangkaian kegiatan mulai dari seminar, diskusi publik, lokakarya jurnalisme, jalan sehat (funwalk), hingga bazaar media. Harapannya, pelbagai acara ini bukan seremonial belaka, melainkan juga jadi ajang pertemuan bertukar ide.
Seperti dilihat di lokasi, beberapa organisasi jurnalis Indonesia juga membuka stan dan memamerikan beberapa merchandise dan seruan tentang pekerjaan jurnalis. Hal ini dilakukan sebagai kampanye di Hari Kebebasan Pers Dunia di tahun ini.
"Kita berharap para jurnalis tetap hidup, karya jurnalistiknya tetap bisa berrkarya, bisa kita dengarkan, dan bisa kita gunakan untuk tempat rujukan," tutup Ninik dalam pidatonya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan