Total ada 1.000 ekor ayam petelur yang saat ini dibudidayakan. Setiap harinya, ayam-ayam tersebut mampu menghasilkan hingga 850 butir telur berkualitas yang sebagian besar dialokasikan untuk dibagikan kepada warga miskin, lansia, ibu hamil, dan anak stunting.
“Masing-masing penerima akan mendapatkan 10 butir telur setiap bulannya. Pembagian dilakukan oleh masing-masing kader saat posyandu,” urai Hariyono.
Selain program rutin, hasil ternak juga disalurkan dalam momen khusus seperti peringatan Maulid Nabi, pengajian desa, dan saat warga mengalami kedukaan.
Bantuan berupa telur menjadi bentuk solidaritas dan kepedulian sosial yang nyata dari pemerintah desa kepada warganya.
Setelah berjalan hampir satu tahun, program ini dinilai sukses dan akan terus dikembangkan.
Tahun 2025, Pemerintah Desa telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 344 juta untuk memperluas kandang dan menambah 1.500 bibit ayam petelur. Langkah ini juga berdampak langsung terhadap pengurangan angka stunting.
Dari total 57 balita stunting pada tahun 2023, kini menyusut menjadi 37 anak pada 2024, menandakan program ini tidak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga berdampak signifikan secara sosial dan kesehatan masyarakat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Banyuwangikab.go.id