Tas daur ulang buatan tangan (Z Creators/Edelweis Ratushima)
Berbagai cara dilakukan untuk mengedukasi anak-anak untuk mencintai lingkungannya. Salah satunya dengan peduli limbah.
Anak-anak diperkenalkan proses membuat barang-barang dari limbah plastik sekaligus praktik langsung.
Adalah bank sampah Rukun Santoso di Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah yang menerima anak-anak tersebut.
Di tempat ini, anak-anak akan diajari cara membuat bros dari limbah plastik, gantungan kunci, serta membuat kalung dan gelang dari kertas.
Barang-barang tersebut lalu dipadupadankan dengan manik-manik, dan jadilah jadi bros, kalung dan gelang yang cantik.
"Ini membuat bros dari limbah plastik bungkus kopi. Caranya agak rumit tadi tapi kalau memperhatikan sungguh-sungguh pasti bisa," kata Keisya Alisya, salah seorang siswa SD dari Boyolali yang ikut tutorial, sambil menunjukkan hasil bros cantiknya.
Bank sampah Rukun Santoso pimpinan Sriyono tersebut enggak pernah sepi dari pengunjung yang ingin latihan.
Baik dari siswa SD sampai SMA, dari komunitas, dari ibu-ibu PKK, berbagai instansi, dan lain-lain.
Secara rutin, bank sampah Rukun Santoso sering menerima order dari berbagai pihak, baik dari Jawa Tengah maupun luar Jawa, bahkan sampai ke luar negeri.
"Harga produk kami dari Rp6 ribu sampai Rp250 ribu. Semuanya dari limbah plastik bahkan tas dari tutup botol juga ada," jelas Sriyono.
Dulu awal-awal bank sampah Rukun Santoso berdiri, calon anggota harus mengumpulkan guntingan plastik yang mengandung alumunium foil sebanyak satu kilogram.
Fungsi guntingan plastik yang lembut itu, untuk isi antara plastik dan spoon (bantalan). Guntingan ini disebut awul-awul. Sehingga apabila sudah menjadi tas, akan terlihat estetik dengan kelip-kelip guntingan plastik tersebut.
Bank sampah ini enggak pernah kekurangan bahan baku karena warga sekitar sudah banyak yang menyetor sampahnya ke tempat ini. Sudah dalam bentuk awul-awul. Perkilogramnya dihargai Rp11 ribu.
Bahan baku awul-awul juga datang dari Purwodadi. Biasanya setor per Minggu satu truk.
Dampak positif dari mengelola sampah menjadi barang-barang cantik ini, Bank Sampah Rukun Santoso jadi lebih dikenal masyarakat luas. Anggotanya sering diundang untuk mengikuti pameran di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Sri Kawuryani, salah seorang pengurus mengakui, dirinya merasa lebih bermanfaat begitu ikut bergabung di bank sampah ini.
Hasil jerih payahnya bisa dinikmati dengan memperoleh pendapatan.
"Alhamdulillah, mengelola limbah plastik ini bisa menambah penghasilan meskipun tidak banyak. Para ibu-ibu bisa menghasilkan uang dengan cara kreatif," kata Kawuryani.
Dulu awal terbentuk, anggotanya 30-an orang. Namun sekarang yang aktif tinggal 20-an orang.
Dari berbagai tas, ada tas bahannya dari gabungan tas kresek yang diseterika. Namun, menurut Sri Kawuryani, enggak semua anggota bisa menyeterika tas plastik kresek tersebut.
"Perlu teknik tersendiri agar serat-seratnya terlihat. Menyeterikanya harus dari satu arah terus dan enggak boleh terlalu panas," jelas Kawuryani.
Bank sampah Rukun Santoso kini sudah berusia 5 tahun. Suka duka pasti sudah mereka lalui. Selama ini, Rukun Santoso sudah berhasil mengedukasi masyarakat dengan contoh yang baik.
Kini warga sekitar enggak akan berani bila membuang sampah sembarangan. Apalagi membuang sampah di sungai, enggak banget deh!
Artikel menarik lainnya:
Fakta Berat, Kota Seribu Jendela yang Penuh Toleransi, Keindahannya Memikat Abis!
5 Alasan Wajib Nonton Drakor 'Narco-Saints', Salah Satunya Endingnya Bikin Geleng Kepala
Cerita WNI Napak Tilas ke Lokasi Syuting CLOY di Swiss, Terpukau Sama Pemandangannya
Berawal dari Kedai Kecil 94 Tahun Silam, Restoran Bakso Ini Sekarang Punya 100 Cabang!
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: