Kategori Berita
Media Network
Selasa, 19 NOVEMBER 2024 • 17:40 WIB

Peran Dewi Sartika untuk Pendidikan Perempuan Indonesia Melalui Sakola Kautamaan Isteri

Tekadnya semakin kuat setelah ayahnya diasingkan, dan ibunya menyusul ke Ternate, sehingga Dewi dan saudara-saudaranya harus hidup mandiri di Bandung.

Pengalaman hidup yang penuh tantangan ini membuat Dewi semakin yakin bahwa pendidikan adalah kunci bagi perempuan untuk bisa mandiri.

Pada masa itu, pendidikan formal bagi perempuan terbatas, lebih banyak diarahkan pada keterampilan rumah tangga.

Dorongan untuk membekali perempuan dengan keterampilan yang lebih praktis akhirnya membawa Dewi mendirikan “Sakola Isteri” pada 16 Januari 1904 di Bandung, dengan dukungan Bupati Bandung, R.A.A. Martanegara.

Perkembangan Sakola Kautamaan Isteri

Pada awal berdirinya, Sakola Isteri hanya fokus mengajarkan keterampilan praktis seperti menjahit, merenda, dan tata krama di sebuah ruangan kecil di belakang rumah Dewi Sartika.

Namun, sekolah ini terus berkembang pesat.

Pada 1914, namanya kemudian diubah menjadi Sakola Kautamaan Isteri, untuk menekankan misinya sebagai sekolah keutamaan bagi perempuan.

Pada 1920, Sakola Kautamaan Isteri telah memiliki cabang di berbagai wilayah Pasundan, bahkan hingga Bukittinggi yang didirikan oleh Encik Rama Saleh.

Pada peringatan 25 tahun berdirinya Sakola Kautamaan Isteri, Dewi Sartika mengadakan acara khusus pada September 1929 dan mengganti nama sekolahnya menjadi Sakola Raden Dewi.

Namun, perjuangan Dewi Sartika tidak selalu berjalan mulus. Setelah kehilangan suaminya pada 1939, kesehatannya mulai menurun.

Baca Juga: Mengenal Maria Ulfah Santoso, Wanita Serang Pelopor Hak Pilih Perempuan di Indonesia

Situasi semakin sulit ketika Jepang menduduki Indonesia saat Perang Dunia II, yang turut mempengaruhi sekolah-sekolah di Indonesia, termasuk milik Dewi Sartika.

Pada 11 September 1947, Dewi Sartika meninggal dunia di Tasikmalaya, meninggalkan warisan besar bagi dunia pendidikan perempuan di Indonesia.

Sekolah Raden Dewi Sartika dipinjamkan kepada pemerintah Indonesia yang akan digunakan untuk sekolah putri, setelah itu di kembalikan ke yayasan Dewi Sartika, ketika Bandung sudah aman.

Perjuangan Dewi Sartika untuk Pendidikan dan Hak Perempuan

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Jurnal Ilmiah Pendidikan Kebudayaan Dan Agama

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Peran Dewi Sartika untuk Pendidikan Perempuan Indonesia Melalui Sakola Kautamaan Isteri

Link berhasil disalin!