Selain mendirikan sekolah, ia juga menentang perkawinan paksa dan poligami, serta mendorong perempuan untuk mandiri.
Menurutnya, pendidikan bukan hanya soal membaca dan menulis, tetapi juga untuk mempersiapkan perempuan menjadi ibu dan anggota masyarakat yang berdaya.
Sebagai seorang pendidik dan aktivis, Dewi Sartika memperjuangkan hak-hak perempuan dan membuka kesempatan pendidikan yang lebih baik.
Melalui Sakola Kautamaan Isteri, ia memberi perempuan akses pendidikan yang lebih baik, meyakini pendidikan sebagai kunci kemajuan perempuan dan bangsa.
Warisannya terus menginspirasi hingga kini, membuktikan bahwa pendidikan adalah hak perempuan yang dapat menciptakan masa depan bangsa yang cerah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Ilmiah Pendidikan Kebudayaan Dan Agama