Ilustrasi anak batuk dan pilek.
INDOZONE.ID - Penyakit batuk tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tapi juga anak-anak. Namun, kondisi batuk pada anak-anak bisa menimbulkan berbagai masalah, jika tidak ditangani dengan benar.
Dokter spesialis anak dari Kelompok Staf Medis Kesehatan Anak RSUPN Dr. Cipto Mangungkusumo, Prof Dr dr Bambang Supriyatno, Sp.A(K), mengingatkan anak batuk tidak boleh dalam posisi sambil tidur.
"Cara batuk yang benar, posisi anak tidak boleh sambil tiduran. Dia harus sambil duduk atau setengah duduk, atau berdiri. Itulah batuk yang benar, batuk yang efektif," ucap dr. Bambang, dikutip Indozone, Kamis (26/10/2023).
Baca Juga: Batuk Kamu Enggak Sembuh-sembuh? Bisa Jadi Ini 7 Penyebabnya
Bambang bilang, ketika batuk tidak efektif karena posisi anak saat batuk sembari tidur, maka lendir akan menumpuk di dalam tubuh. Hal ini dapat memicu terjadinya infeksi bakteri.
Lalu, apabila anak batuk berdahak, maka dahak dikeluarkan melalui mulut. Namun, jika anak belum bisa membuang dahak melalui mulut, maka bisa menelannya.
"Kalau dia bisa batuk lewat atas it's ok. Kalau enggak, telan saja (dahaknya), tidak apa-apa, nanti dia (dahak keluar lewat bawah), enggak usah takut," katanya.
Ilustrasi anak flu. (Pexels/Andrea Piacquadio)
Penyebab batuk dan pilek pada anak, khususnya balita, kata Bambang, paling banyak disebabkan alergi. Mulai dari alergi debu, makanan, atau infeksi yakni infeksi virus atau bakteri.
Untuk mengetahui ada tidaknya alergi pada anak, dokter biasanya akan meminta anak menjalani tes panel. Cara lain yakni dengan memperhatikan saksama, misalnya ada tidak makanan atau penyebab lain yang mencetuskan alergi pada anak.
Baca Juga: Batuk dan ISPA Mudah Menyerang saat Cuaca Panas, Obat Herbal Penolongnya
"Kadang yang murah, enggak perlu bayar, itu dilihat atau diperhatikan habis makan semisal putih telur dia batuk atau snack. Biasanya orang tua tahu, kalau memperhatikan betul," ujarnya yang menegaskan, alergi tidak akan hilang tetapi berhenti.
Sementara pada anak-anak dengan kondisi hidung tersumbat, menurut Bambang, biasanya mengalami dua konsekuensi, yakni mulutnya menganga atau mendengkur.
Kondisi mulut menganga atau mendengkur, masih dikatakan normal bisa berlangsung kurang dari tiga kali seminggu.
"Tetapi kalau lebih dari tiga kali seminggu, maka wajib berobat. Karena kalau tidak, anaknya akan hiperaktif, tidurnya muter-muter, keringat malam, sering batuk pilek pada malam hari, bibirnya kering, mulutnya bau, berat badan tidak naik," tuturnya.
Baca Juga: Kaya Antioksidan, Madu Hutan Ampuh Redakan Batuk pada Anak
Ilustrasi anak sakit. (FREEPIK/user18859145)
dr Bambang mengatakan, ada empat kondisi yang tidak mengharuskan anak-anak batuk dan pilek untuk mendapatkan obat.
"Kapan enggak perlu dikasih obat? Ketika anak tidurnya nyaman, makan minum oke, berat badan tetap naik, anaknya masih aktif," ucapnya.
Bambang bilang, apabila keempat kondisi ini ada, maka anak yang batuk dan pilek cukup diberi obat luar seperti balsem atau pelega hidung.
Ia menilai, anak-anak yang mengalami batuk dan pilek tidak membutuhkan antibiotik. Sebab, sebanyak 80 persen masalah kesehatan ini adalah infeksi virus.
"Jadi hanya 10 persen saja yang bakteri, yang perlu antibiotik. Apalagi namanya infeksi saluran pernapasan akut yang bagian atas, kayak radang tenggorokan, selesma, itu enggak perlu antibiotik," katanya.
Baca Juga: 5 Bahan Alami Ini Bantu Redakan Batuk Akibat Polusi Udara
Lalu, terkait pemberian herbal untuk mengatasi batuk dan pilek, Bambang membolehkan. Namun, orang tua tahu dosis dan jenis herbal yang diberikan pada anak.
"Obat itu juga dari herbal. Herbal itu kekurangannya, kadang-kadang kita enggak tahu dosisnya. Kalau ibu yakin herbal dengan dosis yang cukup, silakan saja,” ujar Bambang.
“Ada kunyit, meniran, enggak masalah. Tetapi herbal itu kebanyakan dan tidak tahu isinya apa, itu hati-hati. Selama herbal itu ada bukti ilmiahnya, silakan," lanjutnya.
Batuk dan pilek pada anak khususnya balita, normalnya berlangsung 4-5 kali per tahun dengan durasi 3-5 hari. Pada anak dengan riwayat alergi, durasinya bisa lebih panjang yakni 6-7 kali per tahun.
Menurut Bambang, apabila dalam tiga hari batuk dan pilek tidak kunjung mengalami perbaikan, maka sebaiknya bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: ANTARA